Thursday, November 29, 2007

Takut ular

Saya sangat takut ular. Entah awal mulanya karena apa, tapi yang jelas saya selalu merinding kalo ngeliat ular, entah itu asli, di video, di foto atau gambar dan bahkan... boneka berbentuk ular pun bisa bikin saya merinding.

Suatu saat, saat jalan-jalan di ciwalk, ayu sengaja nunjukin boneka ular berwarna hijau dengan mendadak tepat di depan muka saya. Spontan saya ngejerit, megang kepala, buang muka dan langsung ngejauh dari ayu, sempet nyaris nabrak satpam pula, malu-maluin!

Beberapa orang yang lewat (untungnya gak banyak) langsung noleh dan ngeliatin saya. Malu memang, tapi tetep saya gak berani balik dan ngeliat ke arah ayu lagi. Si ayu cuman ketawa-ketawa.

"itu kan cuman boneka, lucu tau" katanya.

Dan satu lagi yang nyebelin... lambang swasta buat acara akhir sekarang ada ularnya. Kayak lambang Death Eater, tengkorak yang dari mulutnya keluar ular. Ah, nybelin, jadinya kalo lewat LSS musti nunduk-nunduk supaya gak ngeliat tu gambar. Siapa sih yang gambar? K'abin ya? dasar!

Pokonya, persetan deh, mau itu boneka, gambar tato, foto, pokonya apapun yang ada bentuk ular-ularnya saya gak mau liat, apa lagi deket-deket, takut!

(kecuali mainan ular tangga kali ya..)

Monday, November 26, 2007

The condor trilogy

Siapa yang gak tau Yoko? Atau dalam bahasa asli Chinanya itu Yang Guo. Tokoh utama dari cerita The Return of the Condor Heroes. Dulu cerita ini ngetop di Indonesia dan beberapa negara Asia lain saat Andy Lau berperan sebagai Yoko. Iseng, saya pengen nostalgia dan cari-cari artikel soal cerita ini di Wikipedia. Saya baru tau kalo bibi Lung dan Yoko itu cuman beda 10 tahun, soalnya kalo di TV berasa beda belasan tahun aja (dan nyebelinnya bibi Lung nya awet muda banget). Cerita ini itu diangkat dari satu novel dan bagian dari rangkaian trilogy. Buku pertama berjudul The Legend of the Condor Heroes, buku kedua adalah cerita Yoko dan buku ketiga berjudul Heavenly Sword and Dragon Slaying Saber.

The legend of condor heroes merupakan prequel dari cerita return of the condor heroes. Nyeritain cerita Kwe Cheng (Guo Jing) dan Hwang Rong, paman dan bibinya Yoko serta cerita tentang orang tua Yoko. Dari awal saya tahu kalau kedua cerita ini berhubungan, jadinya saya hanya merasakan nostalgia saat membaca artikelnya di Wikipedia. Hal baru bagi saya adalah bahwa cerita Heavenly Sword and Dragon Slaying Saber adalah sequel dari return of the condor heroes.

Beberapa kali saya menonton Heavenly Sword and Dragon Slaying Saber atau judul indonesianya itu Pedang langit dan Golok Pembunuh Naga, dari mulai serial TV yang diperankan Tony Leung (pernah diputer di TV Indonesia) sampai versi filmnya yang diperankan Jet Li. Gak pernah sekalipun terpikir kalau cerita ini ada hubungannya dengan cerita Yoko. Ternyata pas dibaca latar waktu dari cerita ini memang berbeda 100 tahun dengan masa di mana Yoko dan bibi Lung hidup. Hubungannya dengan cerita terdahulu terdapat di bagian ilmu yang diturunkan lewat kedua senjata sakti bernama Heavenly Sword dan Dragon Slaying Saber. Kedua senjata ini dibikin dari pedangnya Yoko yang beratnya gak ketulungan itu (yang dikasih ama si Rajawali) yang dilumerin dan di reform jadi dua senjata. Di dalam kedua senjata ini terdapat kitab siasat perang dan kitab ilmu silat yang kalo pada inget judulnya itu cakar tulang putih
J.

Kedua kitab itu baru bisa diambil kalau kedua pedang ini hancur, dan kedua pedang ini bisa hancur hanya kalau dipakai bertarung satu-sama lain. Jadi cerita buku ketiga dari trilogy ini berkisah soal dunia persilatan yang mencoba memperebutkan kedua senjata ini. Soalnya, katanya kalau berhasil menguasai kedua ilmu yang terdapat di kedua pedang ini si pesilat bakal jadi "the greatest under the heaven". Kasarnya kayak Kwe Cheng, Hwang Rong, Yoko ama bibi Lung disatuin di satu orang.

Saya gak pernah tau gimana tamatnya dari cerita ini, dan di Wikipedia pun gak dikasih tau dengan gamblang. Ya gak papa sih, entar nyoba nyari deh cerita aslinya yang lengkap, masuk di daftar buku saya, mungkin ini seri novel China kedua yang masuk daftar setelah Sam Kok. Kalo diinget-inget udah lewat belasan tahun dari saat saya nonton TV hanya untuk Yoko dan Kotaro Minami. Jadi kangen masa-masa SD nih.

Monyet dan harimau

Minggu sore, ketika shalat ashar di salman, saya ketemu Seramika. Dari obrolan gak penting dengannya, keluar beberapa kalimat yang menarik dari Sera:

"orang-orang itu suka marah kalo disebut kayak monyet, tapi gak pernah marah
kalo disebut kayak harimau, padahal kalo diliat di taksonomi, derajat monyet itu kan
lebih tinggi dari harimau, monyet primata gitu, deket lah ama manusia"

Jujur, gak pernah kepikiran hal ini. Ya mungkin memang manusia lebih marah saat disebut 'jelek' daripada disebut 'predator'.

Friday, November 23, 2007

Wooo….

Akhirnya bisa juga. Tes posting pake Ms. Word 2007. Sesiangan tadi di kampus gagal terus, penyebabnya tidak lain dan tidak bukan adalah cumi. Kadang-kadang cumi emang luarbiasa bikin kesel. Dasar cumi! 'Cinta' banget deh ama cumi ITB.

Nb: thanx to k'muy atas segala sarannya J

Tuesday, November 20, 2007

rencana

Kafe sudah kosong, begitu pula jalan Braga. Tempat gemerlapan kota ini di masa lampau, sekarang tak lebih dari tempat mangkal beberapa pelacur saat malam tiba. Bikin miris, tapi entah harus dibagaimanakan.

Trem membereskan peralatan di belakang counter. mengelap bercak-bercak susu, kopi ataupun cokelat di atas meja. Mematikan semua peralatan tapi meniggalkan coffee maker dalam keadaan menyala, dia masih butuh secangkir latte untuk malam ini.

Semuanya sudah beres dan latte panasnya pun sudah siap dalam cangkir. Dia mengambil cangkir panas itu dan duduk di salah satu kursi yang menghadap langsung ke jalan Braga. Mengingat kembali persoalan semalam lalu yang dia singkirkan jauh-jauh selama siang ini.

---

"kita menikah bulan depan..."

Perkataan Ray itu cukup untuk membuatnya memuntahkan makan malamnya saat itu.

"APA?!" trem berteriak sambil berbalik menghadapi kekasihnya itu. "kamu becanda kan?" tambahnya sambil berusaha nyengir.

Ray hanya mengangkat bahu dan menggeleng. "tidak, saya serius, saya melamar kamu ke ayah kamu siang tadi", katanya lagi.

"APA?!" sekali lagi teriakan itu keluar, kali ini ditambah bunyi gelas yang terguling keras di atas meja, "kamu... ngela...ke ayah saya...?"

Ray hanya mengangguk kecil sambil menyeruput espressonya. Trem bingung untuk menunjukkan reaksi macam apa. Pernikahan....? itu adalah hal terakhir yang akan dipikirkannya saat ini. Dan sekarang ada manusia yang dengan seenaknya megatakan 'bulan depan kita menikah' tanpa ada pemberitahuan sebelumnya sedikitpun, lagipula, dia tak pernah merasa dilamar.

"ya Tuhan ray... apa maksudnya ini?"
"simpel kan, saya melamar kamu ke ayah kamu, dia bilang oke, ya sudah... bulan depan kita menikah, beres" kata Ray.
"oke, tapi saya gak pernah merasa dilamar!"
Ray mengangkat alisnya, "emang perlu ya?"

'tentu saja bodoh! kau mau mengambil hidup seorang wanita tanpa bertanya dulu padanya? ya Tuhan... apa kau dibesarkan simpanse?!'.

" 'emang perlu?', jangan main-main ray kamu bilang mau menikah dengan saya tapi gak pernah tanya saya apa saya mau atau enggak, dan menurut kamu itu wajar?" kata Trem.
"you said you love me, i think that's enough" balas Ray.
"but i never say that i will marry you, no... i mean, not now"

Ray memandang Trem lekat-lekat dan ekspresinya tak banyak berubah dari saat dia berkata 'kita menikah bulan depan'.

"jadi kamu tak mau menikah dengan saya?" katanya lagi.
"bukan itu masalahnya, hanya saja..."
"apa?"
"ini terlalu cepat ray, saya sudah bilang sama kamu kan, saya ingin lulus dulu, ingin kerja... ngumpulin banyak uang, ngebahagiain orang tua saya dan..."
"dan kenapa itu tidak bisa dilakukan setelah kita menikah?" balas Ray.
"karena kamu! suami saya nantinya, kamu akan jadi prioritas pertama saya kalau kita sudah menikah" Trem membalas keras, berharap dapat menembus kekeraskepalaan laki-laki di hadapannya. Ray terlihat berpikir, tapi beberapa saat kemudian dia menggeleng.
"tidak, itu bukan alasan, kamu hanya mengarangnya saja"
"hah... tapi ray..."
"tremi..." nada bicaranya meninggi, Trem diam, "pertama, kalau tentang kelulusan, pernikahan kita sama sekalai tak merubah isi tugas akhir kamu atau bahkan menghancurkannya jadi tak ada kaitannya, kedua, soal uang, saya tak akan pernah melarangmu bekerja meskipun tanpa itu pun saya sudah bisa menghidupi kita berdua dan keluarga kamu lebih dari cukup, ketiga, soal ngebahagiain orangtua, sebaiknya kamu bertanya pada mereka tentang hal yang membuat mereka bahagia, bukan seenaknya menebak-nebak sendiri, cukup?!"
Trem tidak menjawab. Ray kemudian meletakkan cangkirnya, berdiri dan mengambil jas kerjanya yang dia sandarkan di kursi.

"kenapa kamu keras kepala banget sih" timpal Trem. Ray berbalik menatapnya lurus, tatapannya melunak, dia tersenyum.
"karena memang seharusnya begitu jika berurusan dengan kamu tremi" jawabnya.
Trem kembali diam, tak tahu harus membalas apa.
"saya harus balik ke jakarta, kita ketemu lagi besok malam, tunggu disini, entar saya jemput" katanya, Ray menuju pintu keluar dan sudah memegang gagang pintu saat Trem berteriak, "gimana kalo saya nolak?!"
Ray berbalik, "menolak apa?"
"ya...pernikahan ini..." balas Trem takut-takut, dia tak berani memandang wajah Ray.
Ray terus diam, dia menyandar ke pintu dan terus memandang Trem dari sana.
"kalo begitu tremi, kita buat simpel aja..." trem sekarang menoleh ke arahnya, menunggu.
"kita menikah bulan depan.... atau.... tidak sama sekali!" lanjut Ray tenang. Trem melotot mendengar ini. Sedari tadi dia berharap bahwa ini semua hanya becandaan bahwa kekasihnya itu sedang terserang sindrom 'ayo menikah' dan akan sembuh secepatnya, tapi rupanya dia serius, sama sekali tak bercanda. Dia masih memandang Ray tak percaya dan kesalnya, dibalas dengan begitu tenangnya oleh manusia satu itu.

"ketemu lagi besok, hati-hati entar pulangnya, bye", Ray membuka pintu dan melangkah menjauh.

---

Kembali dengan Trem yang sedang melamun dengan ditemani secangkir latte panasnya. Dia melempar pandang ke sudut terjauh jalan Braga, berharap menemukan sepasang lampu berkedip ke arahnya. Si 'tuan' yang sedang ditunggu-tunggu masih belum datang. Dia menghela nafas panjang dan menunduk di atas meja, berbisik pelan...

"Tuhan... dulu saat aku berdoa agar ayahku selalu sehat, Kau malah membuatnya sakit... saat aku berkata bahagia karena kakak yang luarbiasa yang Kau anugerahkan padaku, kemudian Kau buat dia kabur meninggalkan kami... dan sekarang... saat aku berencana untuk menunda satu mimpi dan mengejar mimpi yang lain, Kau malahan mendekatkan yang kutunda dan menjauhkan yang kuinginkan... rencana seperti apa lagi ini Tuhan?"

Trem mengangkat kepalanya, menengok kembali ke arah jalan Braga dan menemukan sepasang lampu mobil mengedip-ngedip sembari mendekat. Mobil Cherokee hitam kemudian muncul menyusul sinar lampunya yang sudah duluan sampai. Dia mendekat dan kemudian parkir di depan kafenya. Pintu di sisi pengemudi terbuka dan seorang pria keluar dari sana, masih mengenakan setelan kantornya walau sudah tak serapih saat pagi hari. Dia menengok ke arah Trem dan tersenyum, Trem balas tersenyum. Dan berharap semoga itu bukan yang terakhir.

Saturday, November 17, 2007

They can say anything they want to say. Try to bring me down. But I will not allow anyone to succeed hanging clouds over me. And they can try hard to make me feel that I don't matter at all. But I refuse to falter in what I believe, or lose faith in my dreams. 'Cause there's a light in me that shines brightly. They can try. But they can't take that away from me.

[can't take that away - Mariah Carey]

Wednesday, November 14, 2007

Menurut kamu?

Lelaki itu brengsek, tapi wanita itu racun dunia.
[quote by K'Ali Bagus]

Sunday, November 11, 2007

HME hari minggu

Udah lama banget saya gak ngerjain tugas atau belajar di HME. Berhubung tempat ini selalu penuh dengan manusia dan bikin pusing!

Hari minggu ini (111107), saya ngerjain tugas siskom satelit di HME, dan mungkin sekalian 'pameran laptop', hehehe... ada sedikit kenang-kenangan:



Untuk foto di atas: perbedaan foto pertama dan foto kedua, bergabung di foto ketiga... :p







Yang ini itu foto kerjaannya (dan sekalian pamer warnet baru di HME :D).
Yup begitulah, semoga tugasnya cepat beres dan semoga ujian saya esok hari dapat berjalan lancar. Amien...