Kemarin saya pulang sore, menjelang malam, sekitar jam setengah 6, karena apa? tentu saja karena hujan besar melanda Bandung. Dan untuk seorang cewek yang bawa ransel berisi laptop serta teksbook tebal yang haram banget buat basah, sangat tidak mungkin saya menerobos hujan, jadinya saya menunggu bersama teman senasib saya, Ayu.
Setelah menunggu agak lama, jam setengah 6 saya berangkat dari kampus, sampai di rumah jam setengah 8. Cukup basah, tapi buku dan laptop saya selamat. Setelah istirahat dan bebersih, saya kembali masuk kamar dan melanjutkan mengerjakan PR wavelet yang tadi sudah dikerjakan sebagian bersama Ayu di kampus. Kurang lebih jam 8, tugasnya selesai (dengan mengorbankan pulsa sebesar 10 rebu untuk nelpon Zakki, minta diajarin TT___TT). Sesuai janji, saya langsung menelpon Ayu. Kami janjian jika ada yang sudah selesai duluan, langsung kasih tau yang lain.
Saya telpon handphone Ayu, diangkat dengan biasa saja dan saya langsung menerangkan cara mengerjakan PRnya. Beberapa saat kemudian saya baru sadar, kok backsoundnya ribut banget ya? lalu nanya deh...
"yu, kok ribut banget sih?"
"oh, gw lagi di mobil, masih di jalan"
"SERIUS??!"
"iya, macet banget nih di koponya, banjir, jadi kayaknya di depan ada yang mogok-mogok gitu"
Kesian banget tuh si Ayu. Akhirnya saya temani dia menunggu dengan membahas PR wavelet dan sedikit nyampah-nyampah. Besoknya, alias hari ini, pagi-pagi saya ketemu Ayu di kelas wavelet langsung nanya
"jadi nyampe rumah jam berapa?"
"setengah 10!"
WHAT????!!! 4 jam di jalan? itu waktu yang cukup buat sekali perjalanan Bandung-Jakarta. Ayu cerita, selama macet itu dia sempet ngerjain PR wavelet ampe beres, telpon-telponan ama Nidong, nyalain laptop dan nonton beberapa video sampai bahkan sebagian episode dorama. Aktivitas yang lucu banget kalo ngeliat tempatnya yang di dalem mobil, di tengah hujan besar, di tengah kemacetan luar biasa. Terus di himpunan, sesama warga kopo lainnya Ardha pun punya cerita yang sama, malahan dia nyampe rumah lebih malem, jam 11, walau tanpa mengerjakan PR dan nonton video selama macet.
Mungkin pengaruh mereka bawa mobil kali ya?... Ayu cerita, temennya yang kuliah di Itenas pulang naik angkot, nyampe kopo macet, ujung-ujungnya jalan kaki dan nyampenya... juga jam 11.
Waduh, ujannya bikin repot ya. Teman saya Ali bilang ini tuh hujan buatan. Seton NaCl dilempar ke awan cumulus (gini bukan nulisnya?), tujuannya buat apa? katanya ngejar peningkatan debit air di Jatiluhur, dan ini semua akan terus berlangsung sampai pertengahan November. Wah...wah...gimana nih? kesian banget dong kalo mereka tiap hari musti 4 jam terjebak macet.
"a woman must have money and a room of her own if she is to write fiction" - Virginia Woolf
Tuesday, October 30, 2007
hujan?
Wednesday, October 24, 2007
Halal bihalal JRF tanggal 21 Oktober kemarin (Akhir-akhir ini makin banyak acara kumpul yang terorganisir nih). Kali ini sekalian kita Foto bareng. Setelah sibuk debat dan saling bertanya-tanya soal tempat foto yang enak dan bagus dan pastinya HARUS murah, akhirnya ditentukan kita foto di Pinus yang ada di jalan sultan Tirtayasa.
Foto asli dari studionya belum jadi, tapi kita sempet foto narsis pake kamera dita dan memanfaatkan studio fotonya. Anehnya, hasil fotonya jadi terang banget, tapi kita setuju foto ini keren.
Saturday, October 20, 2007
Uti bilang tumben saya gak pesen latte, kenapa ya? ya...lagi pengen aja (kasus yang jarang terjadi). Kenapa americano, bukan espresso? pengen yang rada encer, lagian saya belum pernah minum americano sebelumnya.
Ida bilang saya aneh, lagi insomnia tapi malahan minum kopi, kopi item pula. Hmmm...minum kopi untuk ngehindarin ngantuk itu gak berlaku buat saya. Kalo emang pengen tidur, mau minum bergalon-galon kopi pun saya tetap bisa tidur pulas. Yang ada : minum kopi buat ngilangin pusing, dan sejauh ini, itu manjur.
Friday, October 19, 2007
te wo komaneite miteru dake nara,
koko ni wa mou iranai, kiete.
di translate bahasa inggris yang saya dapat, artinya begini:
If you just sit idly by,
there is no more use for you here, disappear.
Mungkin keras banget, tapi saya pribadi setuju yang begitu.
[Last Angel - Koda Kumi feat.TVXQ - OST. Resident Evil : Extinction]
Thursday, October 18, 2007
Jam setengah 1 siang saya pergi dari rumah naik angkot. Berenti di jalan dago (di bawah pasupati), begitu turun saya nyebrang ke arah BCA dago, sampai di BCA...freeze...kenapa berentinya disini bukan di borromeus? satu menit...dua menit... ADUH... kan mau ke bank dulu! Jadi saya terusin jalan ke Bank Syariah Mandiri yang ada di seberang MM Dago.
Jam setengah 3 siang, beres ketemuan sama Fasti, adik kelas saya di LSS, saya keluar dari kampus dan menuju ke jalan dago. Di pertigaan Dago-Ganesha saya ketemu Ferdi, temen sejurusan saya. Ngobrol bentar, maaf-maafan terus saya lanjutin jalan. Nyebrang ke RS.Borromeus dan masuk ke pelataran parkirnya, setengah jalan...bingung... ngapain jalan kesini, kan angkotnya ngetem di luar? saya terus balik kanan dan mau keluar pelataran parkir...satu langkah...dua langkah...tiga langkah... MASYA ALLAH!!! Saya kan mau ke Comic Corner dulu. Terus balik kanan lagi dan ngelanjutin jalan kaki ke Zoe Comic Corner yang ada di jalan pagergunung.
Ayolah Pratiwi... kamu masih 19 tahun...belum jamannya pikun!!!
Tuesday, October 16, 2007
Maafin saya ya...
Tuesday, October 9, 2007
- Keliatan berkali-kali lebih ganteng kalo pake topi.
- Yang ngerokok, meskipun dia pengen cepet mati, tetap keliatan lebih keren (korban Godfather ^^)
- Kalo punya mobil harus SUV, tapi lebih bagus yang suka jalan kaki atau naik sepeda.
- Smart first, handsome later, but smart and handsome will be the best ^^
- NOT talkative, pliss deh...banyak omong itu bagiannya cewek.
- Has a good leadership (most important)
- Gak suka jp.
- Tilawahnya bisa bikin pengen nangis... (siapa coba...?? ^^)
- Jangan jago nyanyi (soalnya gombal), tapi jago main gitar atau piano.
- Family man!!!
- Dan... orang yang paling bisa diandalkan sedunia.
Monday, October 8, 2007
kata itu pernah masuk sebagai jajaran teratas mimpi terbesar saya. Saya senang jalan-jalan, dan saya senang menggali kisah pembangunan peradaban budaya suatu bangsa. Nyaris saja saya wujudkan, jika tidak terbentur keinginan orang tua. Tadi siang saya nonton film The Myth di Celestial TV. Dan impian itu seperti menggeliat lagi di benak saya.
Coba dulu saya nekat daftar Ilmu Sejarah saat SPMB, bukannya elektro... coba dulu saya gak bilang-bilang dulu kalau pengen masuk sejarah... dan seandainya saja passing grade tidak menentukan gengsi suatu ilmu (pikiran ortodoks), mungkin orang tua saya tidak akan ribut saat saya bilang ingin mengambil ilmu sejarah. Dan coba saja saya agak tega buat melawan orang tua saya...
Ya, ambil saja hikmahnya. Kalau dibalik, mungkin jadi begini : kalau saya gak masuk elektro, saya gak akan kenal teman-teman saya sekarang; kalau saya gak masuk elektro, saya gak akan tertarik sama budaya sunda, karena saya gak akan masuk lss; kalau saya gak masuk elektro, saya gak akan belajar antena ^^; dan kalau saya gak masuk elektro, saya yang sekarang ini gak akan ada. Bersyukur itu memang kegiatan yang tanpa batas...
Impian itu mungkin belum berakhir. Rencana saya, setelah lulus S1 saya akan mengambil S1 lagi, tapi dengan bidang berbeda. Awalnya yang terpikir adalah finance (karena saya matre dan berpikir cara terbaik dapat kerja ^^) tapi bisa saja kan kalau saya mengambil arkeologi untuk kali kedua ini... bisa saja!
-Di tengah hari pertama libur, dilalui oleh orang yang gak kebiasa libur dan akhirnya hanya jadi pengangguran gak jelas yang leha-leha di depan TV. Oh... saya benci nganggur!-
Sunday, October 7, 2007
Mamih
Mamih itu seorang guru, dan sudah sangat senior, baru tahun lalu dia pensiun dari dunia pendidikan. Mamih hampir bisa melakukan segalanya, kecuali diam di rumah. Setelah pensiun, anak-anaknya berharap dia bisa tinggal di rumah, istirahat, tapi orangnya sendiri gak mau "istirahat".
Sekarang, beliau tinggal di satu rumah kecil di daerah cimenyan, kabupaten bandung. Daerahnya cukup terpencil, jalan jelek dan cuman bisa dicapai pakai ojek. Beliau mendirikan satu sekolah kecil untuk penduduk daerah situ yang kurang mampu, biaya sendiri bersama dengan teman-temannya yang lain. Yang diajarkan bukan hanya pelajaran sekolah seperti matematika, bahasa, dll, tapi juga keterampilan praktis yang bisa dipakai cari uang, seperti menjahit, membuat kue, membuat kerajinan pajangan dan lain-lain.
Saya pernah nanya, "emang gak cape ya? itu kan ngebangun lagi dari awal mih? bahkan tanpa bantuan siapa-siapa"
Mamih bilang, "ya capek, tapi daripada diem di rumah? sok nyeri cangkeng" (suka sakit pinggang, red)
Hidup yang nyaman itu belum tentu hidup yang berarti.
Wednesday, October 3, 2007
Dari pojokan
Tuesday, October 2, 2007
percakapan tak penting
Trem : Ray mati!
Pratiwi : oya? kapan? wah kalau begitu apa perlu nih bikin tahlilan?
Trem : pliss deh, bukan mati beneran.
Pratiwi : iya tahu... ilang kemana lagi dia?
Trem : kalau ketauan ilang kemana, bukan ilang namanya!!!
Pratiwi : susah sekali ya punya pacar kayak gitu?
Trem : haaahhhhhhh....
Pratiwi : salah sendiri kau jatuh cinta pada manusia macam itu
Trem : kau pikir aku bisa atur hatiku seenaknya? kalau bisa begitu, aku memilih tak pernah jatuh cinta sekalipun!!
Pratiwi : sudahlah, kau sendiri yang ingin dengan orang seperti itu
Trem : memang. dan sekarang saat kutahu ruang otaknya hanya ada satu, aku sebal. Masa aku harus ikut mengantri untuk masuk pikirannya? bahkan aku pun setara dengan seiren. Haaahhhh.... menyebalkan!!
Pratiwi : Seiren? pacar barunya? wow...bahkan kau membiarkan dirimu diduakan
Trem : bukan diduakan, tapi disejutakan! seiren itu bukan pacar barunya, pacar lamanya, dia husky peliharaan Ray di London
Pratiwi : kau perlu bersaing dengan anjing? segitunya ya?
Trem : tidak hanya dengan anjing, tapi juga mobil, pajak, berkas yang perlu ditandatangani, rencana proyek, desain mesin terbaru, klasemen liga premier sampai pada semut di dapur. bahkan dia tak pernah menganggapku prioritas khusus.
Pratiwi : segitunya?
Trem : sudah kubilang kan? ruang otaknya hanya satu dan gak bisa ditempati dua hal sekaligus, semua hal masuk dan keluarnya bergantian, haaaahhhh...dia itu pintar tapi sangat menyebalkan
Pratiwi : kau sendiri yang membuat hidupmu susah, jatuh cinta pada alien
Trem : aku tak cerita padamu supaya kau bebas mencecarku. jangan ikut-ikutan menyebalkan.
Pratiwi : aku sudah menyebalkan dari lahir. back to the topic, so... where is he right now?
Trem : hanya Tuhan yang tahu, yang jelas, kalaupun ada yang bilang dia mati, aku tak butuh liat mayatnya untuk percaya hal itu
Pratiwi : jangan sembarangan bicara, seperti kau tidak akan menyusul ke neraka kalau dia mati
Trem : eh jangan sembarangan ya, mungkin aku menyusulnya mati, tapi tidak ke neraka, ke surga. Hidupku sudah susah, dan setelah mati masih harus ke neraka? malas sekali.
Pratiwi : Sudahlah, aku mengantuk...tidak...aku harus belajar, besok ada kuis
Trem : dasar sok, jangan bangga ketika hidupmu dikendalikan oleh selembar kertas bertuliskan pertanyaan dari buku teks, seolah saat itu tak terjawab kau akan mati saja
Pratiwi : setidaknya aku tak cukup menganggur untuk mengganggu pikiran orang lain dengan curhatan sampah tentang pacarnya ;P
Trem : Talk to my hands pratiwi!!
Pratiwi : no, i talk with the monitor right now. hehehe... just go to sleep, don't bother me with that not-worthy thing. my head is already full.
Trem : oh common... kasihanilah aku, kau ingin buatku hancur apa? pada siapa lagi coba aku bisa cerita.
Pratiwi : talk to your hands!
Trem :aaaaarrrrgggghhhh... back to your room and study! kau tak membuatku lebih baik
Pratiwi : syukurlah, jadi kau tak perlu repot-repot lagi bicara denganku
Trem : oh, shut up pratiwi, bukankah kau sendiri sedang kasmaran? karena itu kan kau tidak konsen dengan kertas materi kuliahmu itu? tambahan... sangat tergila-gila lagu cinta, sejak kapan kau mendengarkan boyband? apa dir en grey sudah disband?
Pratiwi : just talk to your hands, Tremi!
Trem : hahaha... setidaknya aku jatuh cinta pada manusia lain, bukan pada....
Pratiwi : minggat sana! gw mau belajar! dadah...
Trem : susah ya jadi kau
Pratiwi : tidak, justru sangat menantang!