Aku tak pernah tahu bahwa akan terlihat seindah ini. Setiap tahun, saat terompet-terompet murah berteriak dari ruang tengah tiap rumah, dari pinggir jalan, dari tempat manapun di seluruh dunia, aku tak ada di sana. Hanya meringkuk di dalam kamar, tidur jika bisa, baca buku kalau tak bisa tidur. Tak pernah ada yang istimewa pada pergantian 31 Desember ke 1 Januari.
Malam itu, entah apa yang membuatku berada disana, dikelilingi orang-orang, dikelilingi kemeriahan. Hanya saja aku tahu terkadang itu menyenangkan. Dan malam itu pula aku melihat bumi menggelegak. Kemilau kembang api aneka warna meluncur dari segala jurusan, seolah langsung terlontar dari permukaan tanah. Aku tak tahu bahwa bisa telihat seindah ini.
Dua puluh tahun berlalu, ternyata sudah duapuluh tahun. Renunganku mungkin setengah selesai saat perjalanan Lembang-Jayagiri-Tangkuban Parahu, dan malam itupun banyak yang bisa direnungkan. Langit malam terlalu kelam, itu membuat kembang api terlihat lebih indah, walau sesudahnya sebaris kabur awan berarak lambat ke timur. Kalau tak ada kegelapan, kau tak akan melihat bintang. Aku baru sadar bahwa kalimat itu berarti sangat luas.
credit: photo by Andriy Satriya
No comments:
Post a Comment