Monday, September 8, 2008

Manusia Millenium

Saya adalah Manusia Millenium. Sekali kenal internet, langsung nyandu. Hampir tiap hari online, hampir tiap hari browsing dan berusaha tiap hari nge-update blog.

Saya si Manusia Millenium sudah sering nyasar kemana-mana di internet. Dari mulai situs kuliah ampe youtube yang isinya dong bang shin ki. Bikin account di mana-mana, dari mulai milis A, milis B, blog A, blog B, aplikasi A, aplikasi B, semua dibikin... dan akhirnya gak keurus.

Selama setahun terakhir, saya si Manusia Millenium berusaha membenahi per-internetan. Browsing rutin dipadatkan menjadi beberapa situs saja, email aktif pun hanya jadi satu saja, blog yang di update pun cuman jadi satu saja. Friendster dianggurkan, multiply pun main import-import aja, Livejournal dilupakan keberadaannya. Dan saya si Manusia Millenium pun merasa kehidupan internetnya lebih tertata.

Tapi, internet adalah dimensi mahadasyat. Ternyata Manusia Millenium itu bukan cuman si saya, ada banyak lainnya, dan parahnya mereka mulai melakukannya dengan lebih canggih. Lewat GPRS (semenjak GPRS indosat murah), bahkan lewat Blackberry, sedang saya si Manusia Millenium masih menggunakan laptop dan meringkuk di kamar bersama layanan speedy yang mulai lewat kuota tiap bulannya. Godaan bagi saya si Manusia Millenium pun muncul.

Pindah blog ke wordpress, bikin account Facebook dan myspace, dan terakhir bikin account Plurk, adalah beberapa di antaranya. Soal wordpress, bisa dikesampingkan, blog kan yang penting di update, bukan bikinnya dimana. Myspace saya gak minat. Plurk... untungnya saya si Manusia Millenium hanya bisa online lewat laptop, jadi nampak cukup sulit untuk bikin yang ini jalan. Tapi Facebook adalah godaan terbesar. Saat game Word Challenge terlihat menyenangkan, saya hampir menyerah pada Facebook, tapi akhirnya berhasil ditahan. Sekarang, saat semua orang sharing foto lewat Facebook, ngilerlah saya si Manusia Millenium untuk buat Facebook. Nampak kalimat, "entar di tag ya", terdengar sangat indah di telinga. Haduh, saya si Manusia Millenium benar-benar mengalami godaan besar. Tapi tidak, saya musti tahan.

Saya si Manusia Millenium memang banci nge-net, tapi gak mau dibanci-banciin ama internet. Cukup blog, browsing, YM dan email. Itu sudah cukup buat saya si Manusia Millenium. Dan kalau saya ditanya di wawancara kerja, "Anda siap ditempatkan dimana saja di wilayah operasional kami?", saya akan menjawab, "saya siap ditempakan di manapun asal ada internet kecepatan tinggi!", karena saya adalah Manusia Millenium.

- masih demam supernova-petir :D-

1 comment:

anggun oktari said...

hihi nice post put!!


pas baca judulnya kebayangnya primus yustisio, si panji millenium..hehehe..