Kira-kira dua atau tiga bulan yang lalu, Zakki ditempatkan kerja di Myanmar, saat itu saya baru tahu kalau ibukota Myanmar sudah tidak di Yangon lagi. Oke, saya akui saya telat banget soal berita ini, dan saya pun gak peduli. Ketika mendengar kata Myanmar, yang terlintas di kepala saya adalah Junta militer, Aung San Suu Kyi, dan penyerangan biksu. Hal-hal yang mungkin saya bicarakan dengan ayah saya di depan TV. Saya tak terlalu tahu soal pemindahan ibukota ini.
Tadi malam, saya sedikit jalan-jalan malam ama Dita. Dari obrolan yang awalnya gak penting, tiba-tiba kami ngomongin Myanmar, spesifiknya adalah soal pemindahan ibukotanya. Dita cerita sama saya kalau alasan pemindahan ibukota itu tak lain tak bukan berhubungan dengan mistis atau takhayul. Kaget? saya juga. Sejauh ini saya selalu dengar isu atau teori konspirasi yang berhubungan dengan kebijakan suatu negara, baru kali ini saya dengar kebijakan pemerintahan diambil berdasarkan kepercayaan terhadap hal mistis atau takhayul, terutama dari negara yang dipimpin militer.
Naypyidaw, ibukota Myanmar yang baru, terletak kurang lebih 400 km di utara Yangon. Dibangun dari nol dengan membabat hutan menjadi area terbuka. Hampir semua fasilitas dibangun dari awal, menghabiskan dana pembangunan hampir 300 juta dolar AS. Seluruh fasilitas pemerintahan, pegawai negeri, dan aparat pemerintahan lain dipindahkan secara serempak dari Yangon, dan alasan pemindahan, pembangunan dan pengeluaran sebesar itu adalah karena Yangon dipercaya tidak baik untuk menjadi ibukota berdasarkan para ahli nujum... ugh, saya masih cukup sulit untuk mencerna alasan itu. Ada beberapa sumber lain yang menyebutkan bahwa pemindahan itu adalah sebagai simbol otoriterisme Junta dan juga untuk mengisolasi pusat pemerintahan dari pengaruh luar, atau mungkin agar Junta terbebas dari segala keributan yang terjadi di Yangon, saya pikir alasan-alasan itu jauh lebih masuk akal (buat saya).
Selain itu saya menemukan satu keterangan unik dari wikipedia terkait pemindahan pemerintahan ke Naypyidaw. Waktu pemindahan pemerintahan tanggal 6 November 2005 jam 6.37 a.m dipilih berdasarkan peruntungan astrologi. Lima hari setelahnya, pada tanggal 11 November (11/11), jam 11 a.m, konvoy kedua yang terdiri dari 1.100 truk militer, mengangkut 11 batalyon tentara dan 11 kementrian pindah serentak dari Yangon... ada berapa angka 11 disana???
Wow... saya terkesan. Ternyata di negara yang untuk beberapa pihak di cap kejam karena pemerintahan militernya, dapat dengan konsisten berpegang pada hal yang oleh orang dianggap mistis atau takhayul. Saya memang dapat tambahan keterangan kalau pemindahan ibukota merupakan satu bagian tradisi dari sejarah Myanmar, jauh sebelum jaman pendudukan Inggris. Dita bilang sama saya, di koran yang dia baca disebutkan, kalau Malaysia menyebut dirinya 'Truly Asia', Singapore dengan 'Uniquely Singapore', maka Myanmar dapat maju dengan 'Mystically Myanmar'.
1 comment:
hiahahaha,aneh pisan negara inih..
tap gakpapa put berarti ada yg lebih labil dan gak penting daripada indonesia dengan kuncen gunung berapinya...hahahaha
Post a Comment