Friday, July 27, 2007

Stress Reduction



Sepertinya gw butuh nempel beginian di dinding kamar gw

NB : Foto diambil dari satu poster yang ditempel di dinding kantor Indosat, Wisma Antara lt.11 pake handphone punya ayu.

Monday, July 23, 2007

pemalas...pemalas...

Betapa sulitnya hidup ketika kemalasan melanda...dan itu yang terjadi saat ini...

KP beres 5 hari lagi...laporan belum beres...dan masih bingung cari bahan tambahan...

di tengah segala kemalasan yang melanda, tibalah email dari seorang teman berisi attachment dari format pdf Harry Potter and the Deathly Hallow...jadinya....membaca sajalah kita... ^____^

pesan buat Harry Potter : Pliss deh...nama Albus Severus Potter itu gak enak buat di pronounce

Jalan raya, pasar dan tempat parkir...

SEBAL!!! Jam sebelas malam dan saya baru sampai ke rumah. Badan pegal, kepala pening dan perut tidak enak. Baru saja saya terjebak kemacetan selama dua jam di jalan surapati depan lapangan gasibu bandung, HANYA DI DEPAN LAPANGAN GASIBU!! Ini kemacetan paling menjengkelkan sepanjang sejarah kemacetan yang saya alami. Bayangkan, bahkan motor yang biasanya bisa menyelip di celah antar mobil pun sekarang terpaksa mematikan mesinnya karena sudah lebih dari satu jam tak bergerak sama sekali. SAMA SEKALI, not even an inch, luar biasa.

Jalan Surapati memang termasuk jalan yang lebar jika dibandingkan dengan jalan lainnya di bandung. Tapi tetap saja tak cukup besar untuk menampung trafik ratusan kendaraan dari berbagai jurusan. Mungkin akan lebih bagus kalau jalan ini selebar jalan Thamrin di Jakarta, tapi sayangnya tak ada lahan lagi untuk melebarkan jalan.

Sewaktu saya kelas 2 SMP, pemkot Bandung telah berbaik hati melebarkan jalan surapati dengan membabad habis semua pohon besar sepanjang jalan dan mempersempit area trotoar untuk pejalan kaki. Ternyata mereka lebih suka memfasilitasi warganya untuk membuang polusi sebanyak mungkin lewat memadati jalan dengan kendaraan, daripada melestarikan pepohonan hijau besar yang bisa membuat polusi di kota berkurang atau menyuruh warganya untuk lebih mencintai berjalan kaki dan mengurangi pemakaian kendaraan bermotor.

Dan ternyata, pelebaran jalan itu tak berarti sama sekali. Karena jalan semakin lebar, tetapi kendaraan yang memadatinya pun jauh bertambah banyak. Maka tak gunalah kau melebarkan jalan, macet itu tetap tercipta meski tak ada si komo yang lewat.

Belum lagi lapangan Gasibu. Saya selalu merasa keramaian yang dibuat di gasibu membawa malapetaka bagi trafik lalu lintas di jalan surapati. Tak sadarkah bahwa di ujung jalan surapati itu ada jembatan layang pasupati??? dan apa kabarnya jika ujung jalan layang itu diblokir oleh puluhan kendaraan yang sepertinya terpaksa "parkir" disana. Para pengguna jembatan pasupati pasti terjebak total di atas jembatan itu tanpa tahu kapan bisa keluar dari sana. Bagaimana jika tiba-tiba ada Ibu yang akan melahirkan terjebak disana? apakah dia harus melahirkan di tengah jalan raya yang macet? atau dia harus dilempar dari atas jalan layang ke jalan di bawahnya kemudian dibawa ke rumah sakit terdekat??

Lapangan gasibu memang strategis sebagai arena pertunjukan hiburan untuk rakyat, tapi sama sekali tak ada sarana pendukung yang baik untuk para pengunjungnya. Menurut saya daripada pemkot menghabiskan banyak uang untuk membangun Monumen perjuangan Rakyat Jawa Barat dan beberapa taman indah di depan lapangan Gasibu, akan lebih baik jika mereka membuat lapangan parkir superluas dan arena khusus PKL disana. Karena setiap hari sabtu minggu, jalan surapati di depan gasibu mendadak berubah fungsi dari jalan raya utama menjadi pasar kaget sekaligus tempat parkir, alhasil seluruh trafik menuju jalan P.H.H Mustafa dan menuju jalan dago di arah sebaliknya terblokir. Dan monumen megah itu tak bisa melenyapkan kemacetan yang ada disana.

Jika Bandung memang sudah menentukan visi untuk menjadi kota wisata belanja seperti singapura, mungkin sudah saatnya pula pemkot bandung memikirkan untuk membuat sistem lalulintas yang efektif dan membangun infrastruktur penunjang yang bisa mengurangi efek negatif akibat lonjakan pengunjung pada hari libur. Karena titel 'Kota Belanja' saja tak lantas membuat kota ini menjadi lebih teratur. Sudah saatnya kita semua sadar akan konsekuensi dari sebuah keuntungan.

Bandung, 21 Juli 2007

nb : ini postingan pertama dimana kata 'gw' diganti menjadi 'saya', usulan dari seorang teman via japri, yup mari kita coba.

Thursday, July 19, 2007

Miyavi...oh...Miyavi...

Baru dapet 3 album Miyavi yang gak baru...Gagaku,miyavizm, Miyaviuta~Dokusou~. Emang gak pernah punya album Miyavi dan sebelumnya gak pernah tertarik. Gara-gara first impession gw ama miyavi gak terlalu bagus.

Pertama liat dia di video Beautyfools (lupa tahun berapa)...dimana dia maen ama Daigo*Stardust dan solo sendiri. Masalahnya, setiap kemunculan cowok bengal satu ini selalu diiringi ama teriakan fangirls yang memekakkan telinga, padahal mah suaranya biasa aja, siapa yang gak ilfil???

Tapi dengan segala kelebihan koneksi internet yang dianugerahkan padaku selama masa KP ini, dengan iseng mendonlotlah aku tiga album di atas. Dan entah kenapa gw jadi suka...suaranya biasa aja sih, gak ada istimewanya, tapi maen gitarnya itu, jago!!! Dan musiknya lucu-lucu...waduh bahaya nih...gw emang selalu gak tahan ama cowok keren, rada bengal, yang jago maen gitar...kayak kasusnya Die-Diru lah...

Wednesday, July 18, 2007

Kangen 4 peniti

Lagi iseng browsing, di multiply akhirnya menemukan beberapa lagu Pure Saturday yang sempat hilang bersamaan dengan rusaknya CPU komputer di rumah. Mampus!!! Gak cuman ratusan mp3, ber-giga-giga data pun hilang gak tentu arah. Masih belum jelas kabarnya, untung pas beli laptop, data-data kuliah langsung di back up ke laptop. Jadi inget kalimat di novel Supernova-Petir nya Dee.

"...kehilangan dokumen merupakan mimpi paling buruk yang bisa dibayangkan Dhimas. Seperti kehilangan kepala rasanya..."

Yup. Untung udah di back up jadi rasanya kayak dicekek doang, gak langsung kayak gak punya kepala ^^. Tapi mp3 tetap saja raib dari peredaran. Setelah dapet Pure Saturday, langsung inget ama 4 Peniti. Satu band yang ceunah (katanya, red) mah genre-nya blues, gw mah gak bisa bedain. Tapi yang pasti gw suka banget ama lagu-lagu mereka.

Inget, lebaran tahun lalu gw mudik ke Sumedang naek motor ama aa Guna, kakak gw. Sepanjang 1 1/2 jam di jalan ngedengerin lagu-lagunya mereka di mp3 player, terus diulang-ulang sampai gw apal. Dan saat yang paling gw inget adalah saat gw lewat cadas pangeran dan lagu yang lagi diputer adalah Indah damai. Buset dah...kerasanya damai banget. Kayak ada satu orang yang luar biasa sayang ama lu, lagi lu sandarin dan dia ngelus kepala lu dengan sayang...*halah...mulai deh...*

Tapi beneran, saat itu bener-bener luarbiasa buat gw. Ngeliatin pepohonan hijau yang ada di sepanjang jalan cadas pangeran, angin yang nyapu wajah gara-gara kecepatan motor, cahaya matahari yang hangat, sambil ngedengerin lagu dengan tempo tenang dan suara vokalisnya yang menenangkan jiwa sekali, ah...pokonya kerasanya luar biasa banget. Saat itu mendadak wajah nenek kandung gw, nenek & kakek angkat gw, mama, papa ama intan yang udah disana duluan, tante & Om gw, sepupu-sepupu, tetangga rumah nenek, ampe tukang tahu depan rumah. Semua pemandangan kampung halaman gw yang damai dan jauh dari macet dan polusi terpeta di pikiran gw. Gw bukan manusia yang deket ama keluarga, bukan juga orang yang seneng ngumpul-ngumpul, tapi saat itu mendadak gw jadi kangen banget ama keluarga gw dan pengen ada di tengah-tengah mereka.

Nostalgia banget deh. Gw jarang suka lagu melow yang bukan dinyanyiin ama Dreamtheater atau band kesukaan gw lainnya, kecuali kalo lagu itu meninggalkan satu pemikiran atau satu pengalaman yang gak bisa gw lupain. Seperti halnya Pure Saturday dengan kosong dan desire-nya, begitu pula dengan 4 Peniti dengan Indah damai dan lagu lainnya, bener-bener ngasih gw pengalaman luarbiasa. Bukan pengalaman berlebihan macamnya soundtrack lu suka ama orang atau apalah...tapi sesuatu yang sederhana tapi kerasa, pulang ke tempat manusia-manusia yang sayang ama lu berkumpul (a.k.a mudik ke kampung halaman). Mudah-mudahan gw bisa nemu mp3nya lagi dan bisa denger lagi.

Desire

Aku masih ingat kali pertama kita bertemu. Saat tempat ini masih berupa reruntuhan masa lalu. Saat orang-orang melihatku sebagai bagian dari lonte pinggiran jalan sana dan saat mereka berusaha membuatmu menjauh.
Yesterday I found my self alone
In the dark and no one else
Then you came to me at night
And said "don't worry it's alright"
Dari sekian banyak manusia yang ada, entah kenapa kau muncul begitu saja. Tak ada kata pengantar atau mungkin sekedar komentar kedatangan pendek. Hanya satu kemunculan, pasti dan tak bisa kutolak. Aku tahu, puluhan penghuni tempat ini tak menyukaimu saat kau datang, tapi seperti hal nya aku, mereka terhisap auramu. Entah bagaimana, kau melebur begitu saja.

Kali kemarin aku datang, melihatmu sendirian di pojok teater sana, merokok dan memainkan lagu tua dari gitar usangmu, tak tau lagu apa. Kali berikutnya saat kudatang, kau tetap di pojok teater sana, dengan gitarmu tapi tidak sendirian. Segerombol manusia, yang kutahu pernah mengusirmu, yang kutahu tidak suka padamu, sekarang duduk sama rendahnya denganmu. Sama seperti halnya aku, mereka mendengar setiap katamu. Tanpa protes, tanpa komentar. Hanya mendengar dan berpikir, seolah setiap kata yang kau ucap adalah fakta pasti yang tidak dapat dibantah. Aku melihatnya, dan aku cemburu.
I want you to hold me in your soul
It makes me easy
Makes me fine
But how that dream will be come true
Will it be tomorrow, I don't know
Kau menghilang secepat kau datang. Aku datang kembali ke tempat itu, berharap melihatmu di pojok teater sana, sendiri atau mungkin dengan orang lain, tapi kau tak disana. Hanya gitar usangmu yang tertinggal, dan setumpuk kaset tua tak kukenal bertuliskan Stevie Ray Vaughn.

Siapa yang peduli dengan gitar usang itu, siapa yang peduli dengan kaset belasan tahun lalu itu. Aku hanya peduli denganmu. Muncullah kembali disana, di pojok teater itu. Agar aku bisa mendengarmu bernyanyi atau hanya sekedar melihatmu tertidur, sampai aku mati.
I can't say anything
or bring you something
I hope you can feel this
My desire...
[Pure Saturday-desire]

Friday, July 13, 2007

Bahasan susah (?)

Beberapa waktu yang lalu gw ngunjungin salah satu blog senior gw di kantor sekaligus temen ngobrol yang asik banget (^^), mbak Hani. Disitu ada tulisan yang judulnya "about a friend", membuat gw berpikir kembali masalah tersebut. "friend" disini punya arti yang beda ama "friend" yang didefinisikan dari komik 20th Century Boy, "friend" disini artinya teman hidup sepanjang hayat, alias manusia yang entar jadi suami atau istri kita.

Setiap cewek seumuran gw atau lebih tua dari gw yang belum nikah, mungkin udah standarnya ngomongin masalah nikah sekarang-sekarang ini. Entah karena udah kepengen, entah karena lagi kasmaran-kasmarannya banget ama pacarnya, entah karena baru baca Diorama Sepasang Al-Banna atau Di atas Sajadah Cinta -yang konon bikin orang pengen nikah sehabis bacanya- atau karena orang tuanya udah ngajak ngobrol soal kemungkinan dia nikah. Untuk kondisi yang terakhir ini gw termasuk mengalami, nyokap gw udah mulai interogasi soal 'gw punya cowok gak?' atau 'kenapa belum ada yang dateng kalo malem minggu?' ...Ah...pliss deh, masih jaman ya malem mingguan???

Ya begitulah, gw bingung musti jawab apa karena pasti ujungnya debat panjang ama nyokap gw, jadinya gw jawab:

"put gak akan mikirin itu sebelum aa guna nikah dan sebelum kerjaan put mapan, titik!"

jawaban gak kuat sebenernya, tapi bisa bikin nyokap gw diem untuk sementara, minimal ampe kakak gw nikah.

Soal "the one"-nya, "a friend" kalo istilah mbak Hani-nya. Selama ini gw ngerasa paling males setiap kali harus berurusan ama "mencintai seseorang", karena apa? karena gw ngerasa gw terlalu cinta ama diri gw sendiri. Ada beberapa orang ,seperti keluarga, yang gw cintai. Itu karena gw ngerasa mereka mencintai gw lebih dari diri gw sendiri. Karena itu gw bisa bener-bener cinta ama mereka, gak ada pamrih sama sekali dan selalu jadi orang yang bisa gw andalkan. Nah terus, gimana cara orang lain yang notabene bisa dibilang "total stranger" buat gw, bisa dateng ke hidup gw dan bilang "aku cinta kamu, mari kita menikah" dan gw ngejawab "aku juga cinta kamu, ya, mari kita menikah", tidak segampang itu.

Gw pernah ngasih komen di blog-nya Batari, "Mungkin memang harus disimpen sesuatu yang menjanjikan di ujung jalan sana supaya lu seneng buat lewat jalan itu. Tapi bisa juga milih temen yang enak untuk jalan supaya tetep seneng buat lewatin jalan itu". Itu konteksnya luas, bisa urusannya soal hidup dan pernikahan, bisa juga soal KP dan tempat kopi ^^ Dan itulah yang gw pake dalam kaitannya untuk membuat hidup gw lebih enak.

Berkaitan dengan urusan nikah itu sendiri, "temen yang enak untuk jalan" ini belum bisa gw definisikan. Dan kalo belum ada definisinya, gimana gw bisa tau masalahnya dan terus nyari solusinya??? Mungkin kriteria "orang yang mencintai gw lebih dari diri gw sendiri" itu bisa dijadiin satu definisi buat "temen yang enak untuk jalan". Tapi gimana caranya gw nyadar tentang hal itu?? gw sendiri butuh kurang lebih 13 tahun hidup bareng sampai akhirnya gw ngerasa kalo keluarga gw luarbiasa cinta ama gw. Terus apa gw musti 13 tahun dulu pacaran ama orang sampai gw sadar "ok, he's the one, let's get married", oh pliss deh put, gak lucu banget.

Belum lagi urusan sosial ama kehidupan "dia"-nya. Ketika hal udah menyangkut ama orang lain, variabel yang terlibat di dalamnya pun semakin kompleks, hubungannya gak lagi "apa yang gw mau" atau "apa yang gw butuhin" atau "ah gw begini..."atau "ah gw begitu...", ini udah bergantung ama kata "kita" dimana ada dua individu, yang masing-masing berhubungan dengan individu-individu lainnya yang akan terus belanjut dengan individu-individu lainnya dan seterusnya. Dan semakin gw pikirin, semakin gw gak ngerasa nyaman dengan hal itu.

Gw bukan tipe manusia yang bisa berpikir sederhana, makanya hal yang nampak sederhana pun mungkin bisa jadi berpuluh kali lebih rumit kalo gw yang mikirin, apalagi kalo urusannya udah ama diri gw sendiri. Bahasan soal pernikahan ini udah cukup menghantui gw selama 3 tahun terakhir, semenjak gw masuk ke dunia kampus yang entah kenapa cewek-cewek nya kayaknya semangat banget buat ngomongin hal ini. Tapi seperti yang gw bilang di komen yang ada di artikel mbak hani, gw gak mau capek.

Katanya "jodoh itu ada di tangah Tuhan", dalam catatan takdir kita sudah tertulis entar kita ama siapa, kapan nikahnya, dimana nikahnya dan kehidupannya bakal kayak apa. Berdasar hal ini gw termasuk cukup "cari aman" banget soal masalah pernikahan. Gw berkeyakinan bahwa jodoh gw itu udah ada, jadi gak perlu gw pikirin ribet-ribet, entar kalo udah waktunya dia juga datang. Gw gak mau nyapein diri sama urusan sakit hati karena suka ama orang terus ditolak, atau jadian ama orang terus putus, atau pacar yang terlalu sayang, atau apapun tetek bengek masalah "percintaan" itu.

Gw nikah atau gak, bukan gw yang nentuin, sama kayak sekarang gw masih idup atau gak bukan gw yang nentuin. Gw gak mau terburu-buru, saat ini gw ngerasa gw sangat tidak siap dengan hal itu. Entah nanti. Sekarang mungkin saatnya belajar, bukan sekedar soal pernikahan, soal ngedidik anak, atau soal mencintai seseorang, tapi juga belajar untuk terus hidup sebagai manusia progresif yang semakin baik hari-ke-harinya.

Seperti judul postingan ini, mungkin ini bahasan susah. Gw bisa berdebat panjang lebar ama temen gw Uti lewat YM kalo udah nyangkut hal ini. Tapi mungkin buat beberapa orang ini adalah hal yang sangat sederhana. Setiap orang pasti ada waktu dan cara masing-masing. Ya, gw mah, cari aman aja, gak capek asal selamat, amien...^^

Tuesday, July 10, 2007

Kiriman dari tembagapura

KP emang punya segudang cerita. Setiap orangnya punya pengalaman masing-masing ama kegiatan KPnya. Ada yang nganggur, ada yang super sibuk, ada yang dikerjain dan ada yang nyasar ke Papua. Ini ada foto dari Kemas Zakki Arief, kakak-ketemu-gede gw yang lagi KP di Freeport, Tembagapura.

Yang disamping ini kota Tembagapura. Ada di ketinggian 2800 dpl (di atas permukaan laut,red). Layaknya kota di atas gunung, kota ini dingin banget. Lebih dingin dari standarnya bandung atau lembang sekalipun. Terletak di kabupaten mimika, Papua, Tembagapura ini merupakan satu kecamatan yang terletak dekat dengan dua tambang yang dioperasiin ama Freeport Indonesia. Tambangnya itu tambang Ertsberg ama tambang Grasberg yang merupakan tambang dengan cadangan tembaga terbesar ketiga di dunia dan cadangan emas terbesar di dunia. Katanya untuk nyampe kesini musti naik bis khusus dari bandara Timika, sekita sejam perjalanan kalo gak salah, (pernah diceritain, tapi gw lupa).


Kalo yang ini salah satu jalan yang ada di kota Kualakencana. Ada di dataran yang lebih rendah, katanya kayak Jakarta gitu, berarti mungkin deket ama pantai kali ya?!?! Kota ini dibangun dan dikelola sepenuhnya ama Freeport, diresmikan ama Presiden Soeharto tahun 1995. Gak bisa disebut kota juga, karena resminya cuman sebuah distrik yang juga bagian dari kabupaten mimika. Dulunya kota ini itu rawa-rawa, terus ama freeport disulap jadi kota modern. Katanya kota ini merupakan kota pertama di Indonesia yang punya saluran air kotor yang kemudian disalurkan ke pusat pengolahan limbah, hmmm...apa semua kota di indonesia harus dikelola ama perusahaan asing dulu sampai semuanya punya saluran air kotor yang baik???

Sebenernya fakta kalo tambang emas terbesar di dunia ada di indonesia bikin gw bangga, tapi fakta kalo yang ngelola dan ngeruknya itu orang asing bikin gw kesel juga. Apalagi kalo denger cerita dari Zakki kalau penduduk asli sana itu kekurangan banget, banyak yang kena busung lapar dan kurang gizi. Dan rumahsakit yang ada disana itu dibuat ama freeport. Aduh, gw gak tau musti terimakasih atau gak nih ama freeport. Sedih juga mikirin kalo saudara sebangsa gw sendiri diperhatiinnya ama orang asing, jadi ngerasa gak berguna.

Gw mungkin baru denger ceritanya aja nih soal Tembagapura dan Kualakencana. Kalo nanti udah diijinin ama Allah, gw pengen dateng ke dua kota ini, pengen liat langsung kayak apa kota buatan itu dan pengen liat langsung kehidupan masyarakat asli sana. Dan mungkin sedikit membantu yang gw bisa (bisa apa nih???). Thanx to Zakki buat foto2nya. Dan berhubung gw udah janji ama dia, maka gw pampangin juga fotonya disini. Nih kak, aku pampangin gede2!!! Dasar ya ni orang...pokonya salam buat kakak gw di Tembagapura sana, dan salam buat saudara sebangsaku yang lain, maaf kalau kami ternyata lebih banyak ngurusin diri kami sendiri. Gw berdoa supaya suatu saat gw dikasih jalan buat turut bantuin mereka juga. SEMANGAT SAUDARAKU!!!

Kemas Zakki Arief @ Tembagapura, Papua, INDONESIA

Braga ,29 Februari 2004

Trotoar depan Caesar Palace, Braga.

Trem duduk disana, sendirian, dengan sebatang rokok menyala diselipkan di bibir dan earphone di telinga, terhubung dengan walkman yang sedang berputar. Dia melihat ke arah percikan api las yang bersinar tak jauh dari tempatnya, kompleks pembangunan Braga CitiWalk. Katanya tempat itu akan menjadi pusat perbelanjaan, bioskop dan hotel sekaligus apartemen. Ya, persetan akan jadi apa tempat itu, Trem punya impian lain. Dengan dibangunnya pencakar langit di tanah Braga, dia akan bisa mendekati angkasa tanpa harus meninggalkan Braga. Trem memang selalu menyukai ketinggian, dia sangat menikmati angin membuainya di atas sana. Bahkan dia pernah memikirkan untuk mati dengan melompat dari atap gedung tinggi. Bayangkan, kali akhir sebelum kau mati, kau melihat pemandangan yang paling kau cintai, kau melompat, semua menghilang menjadi gelap dan saat matamu terbuka kau melihat akhirat, tempat yang tak pernah kau pikirkan akan bagaimana bentuknya.

Aku memandang langit dan berharap kau ada disana
sedang terbang atau sekedar melayang
Lihatlah disini, di sampingku
ke tempat dimana mimpi kita akan berawal
tak usah pergi begitu cepat
aku pun menunda matiku agar bertemu denganmu

[pergelangan tanganku pernah teriris
sisi leherku pernah tertoreh
aku tak mati]

Tuhan masih membiarkanku melihatmu
berangan tentang masa depan yang tinggi dan menggoda
kembalilah kemari
duduk di sampingku
kita bangun menara ke nirwana
hanya untuk kau dan aku

Trem duduk disana. Menghabiskan batang rokok terakhir yang dimilikinya hari itu. Membuka walkman dan membalik kaset Stevie Ray Vaughn yang sedari tadi berputar disana. Kaset yang tak pernah dia tau judul albumnya, tak pernah dia tahu judul setiap lagu yang ada di dalamnya, dan tak pernah dia benar-benar sukai musiknya. Dia hanya tau dia harus mendengarkannya. Mendengarkan dan menunggu, sebuah tangan yang sangat dikenalnya muncul dan mengambil sebelah earphonenya, memasangkannya pada telinga yang juga sangat dia kenal. Si empunya tangan dan telinga akan duduk di sampingnya, sambil tersenyum dan berkata...

"ah...stevie ray...gw suka dia..."

Friday, July 6, 2007

Akhirnya dapet...

Hanazakari no kimitachi e...

Dorama barunya Oguri Shun ama Maki Horikita dan juga ada si Jhonny's gak-laku-yang-sekarang-laku, Ikuta Toma (tapi dia ganteng bo!!)

Yup, setelah terakhir nonton Proposal Daisakusen dan masih ada Bambino di waiting list, akhirnya nambah lagi satu dorama di waiting list. Sedihnya, mungkin cuman 4 episode aja yang bisa gw dapet secara bebas berhubung cuman sisa 4 minggu punya akses internet bebas kayak sekarang. Dan gw gak tau nasib selanjutnya kalo misalnya Rileks beneran gak ada thread multimedia lagi... TIDAK!!!!

Dukung Rileks untuk tetap eksis dengan bagian multimedianya, STOP SHARING PORNOGRAPHY!!! pliss deh...gak jaman banget sih.

-- Dukung petisi 1000 posting dukungan untuk forum Rileks ITB, saat kreatifitas mahasiswa dihancurkan oleh kesenangan sekedip mata. Mari kawan, kita jadi lebih baik --

Single baru Dir en Grey????

Dapet gosip menyenangkan kalo tanggal 30 kemaren Dir en Grey bakal ngeluarin single baru berjudul the Last Extraterrestrial. WOW...udah seneng luar biasa, udah exited luar biasa dan ternyata...wakwaw...gak ada.

Tanggal 30 Juni berlalu dengan sepinya, hanya diisi sedikit keributan anak-anak jrock familly yang nanya ke semua orang..."beneran gak sih ada single baru???"

Kok gemparnya gak kedengeran??? kok gak ada beritanya??? kok gak ada yang upload di internet??? waduh apa kabar nih???

Ya masih berharap kalo info itu bener dan single itu beneran ada. Setidaknya masih nungguin buat keluarnya Stcked Rubbish nya The Gazette.

Thursday, July 5, 2007

Mimpi dan Cita-cita -- Part 2

Segala kesoktahuan gw terus berlanjut. Meski semua orang kesel, gw tetap berjuang sekuat tenaga buat jadi astronot. Pernah sampe naik ke genteng buat ngeliat komet lewat, nungguin semaleman tanpa tahu kalo komet gak akan ada yang lewat malem itu atau untuk beberapa tahun ke depan (lu pikir tukang nasi goreng, bisa lewat tiap malem???). Semua misi gila gw jalankan untuk mempelajari angkasa. Kalo diajak ke toko buku gw langsung nyari buku soal luar angkasa, kalo ngeliat model ruang angkasa langsung teriak-teriak minta dibeliin, dan akhirnya dibeliin juga, pengen kamar digelapin dan masang miniatur tata surya di atap kamar (yang ini gak diijinin), ngajuin permintaan ke bokap gw buat diajak ke boscha dan ditolak ama sekeluarga karena mereka pada pengen ke dufan. Pokonya ortu gw udah cukup repot dan mulai menyesal udah ngasih tau nama Pratiwi gw itu asalnya dari mana. Mereka gak pernah mikir kalo gw bakal beneran pengen jadi astronot.

Tapi kegilaan gw akhirnya berakhir. Seperti anak kecil lainnya, gw mengalami yang namanya masalah dengan gigi. Selesai liburan panjang, gw balik dari rumah nenek gw dengan kondisi overdosis cokelat. Gigi gw dapet serangan beruntun dan gw males gosok gigi jadilah ada lubang menganga di geraham gw. Sakit gigi dan kesel, sekalinya ke dokter gigi langsung kabur keluar ruangan ngeliat bor giginya (udah muka disorot lampu gitu, kayak diinterogasi polisi), gw takut ama dokter gigi. Dan gw gak mau dibawa ke dokter. Bokap gw mencari ide supaya gw mau ke dokter gigi, akhirnya dia bilang gini:

"put, astronot itu kan giginya gak boleh bolong, kalo puput giginya bolong berarti gk bisa jadi astronot dong"

mungkin niatnya setelah dibilangin gitu gw langsung mau dibawa ke dokter, tapi ternyata tidak. Ketakutan gw akan dokter gigi mengalahkan kegilaan gw akan luar angkasa. Gw langsung berpikir, "gw gak bisa jadi astronot!!". Frustasi dan marah, gw nangis semaleman. Gak bisa tidur dan teriak-teriak. Kesel karena kenyataan dokter gigi yang gw benci menentukan kelangsungan hidup gw sebagai astronot. Semalem itu cita-cita pertama gw langsung runtuh di depan mata, hilang gara2 hal tolol macam gigi bolong. Gw pengen jadi astronot, tapi gw gak mau ke dokter gigi.

Nyokap gw panik ngeliat gw nangis2 sampai segitunya, dia marahin bokap gara2 ngomong kayak gitu dan tetep gak bisa ngeyakinin gw kalo kata2 bokap gw itu gak bener. Waktu kecil gw selalu nelen bulet2 semua omongan ortu gw seolah itu firman Tuhan. Semua yang dibilang ortu gw bener dan yang bener itu yang dibilang ortu gw. Karena gak bisa ngeyakinin gw akhirnya nyokap gw ngasih solusi lain.

"ya udah kalo gitu put jadi dokter gigi aja dulu, entar put bisa ngobatin gigi sendiri jadinya kalo giginya udah sembuh put bisa jadi astronot lagi, iya kan?"

Dan gw percaya. Gw ngeliat harapan tentang masa depan gw sebagai astronot. Akhirnya malam itu gw memutuskan kalo cita-cita gw adalah jadi dokter gigi, untuk selanjutnya gw bakal jadi astronot, jadi gw adalah astronot yang seorang dokter gigi. Gw gak akan menyerah buat ke luar angkasa!!!

Bentuk cita-cita gw itu terus bertahan sampe gw kelas 5 SD. Saat itu bokap gw ngajak gw jalan-jalan ke kantornya di IPTN. Dan gw ngeliat pesawat lagi dibikin dengan mata kepala gw sendiri. Buat anak yang tahu kalo alat elektronik tercanggih itu nintendo, tempat dengan berbagai peralatan super-canggih macamnya IPTN benar2 membuai. Saat itu bokap gw bilang, "ini yang ngebangunnya pak habibi, menristek, put tau pa habibi kan?"
"tau, hebat ya pah, IPTN gak bikin roket buat ke luar angkasa ya pah?" tanya gw. Bokap gw ketawa, "gak ada yang bisa bikin roket buat keluar angkasa di indonesia, ada juga mungkin di NASA, di Amerika"
"kalo gitu ngapain put jadi astronot kalo di indonesia gak ada roket buat ke luar angkasa?" kata gw, cukup shock.
Bokap gw terus bilang, "ya udah put bikin aja dulu roketnya, sekolah aja yang pinter entar put jadi insinyur dan bisa bikin roket sendiri kan?"

Ide itu masuk ke kepala gw selancar air masuk ke kerongkongan gw. Gw bakal jadi insinyur, gw bakal bikin roket supaya gw bisa keluar angkasa. Dan itulah mimpi yang gw kejar selanjutnya. Sebelum akhirnya semakin gede gw semakin sadar mana yang nyata dan mana yang mimpi. Nyadar kalo ide gila buat keluar angkasa itu lebih gak penting dibanding kenyataan kalo gw musti ngejamin keberlangsungan perut gw sendiri. Sekali lagi mimpi gw dikalahkan oleh makanan, dulu cokelat sekarang nasi.

Tapi gw gak akan nyerah gitu aja. Gw tetep berusaha untuk ke luar angkasa, buat ngeliat bumi ini bulet-bulet. Mungkin gak dengan jadi astronot, gak juga dengan ngebuat roket sendiri, tapi kan sekarang udah ada wisata antariksa??? Hehehe...jadi mungkin sekarang gw musti jadi orang kaya, supaya bisa beli tiket buat wisata ke luar angkasa. OOSH! SEMANGAT!!! ^^

Catatan pengangguran...

Tadi internet di kantor sempet down. Gw gak bisa browsing apapun ataupun cuman buat Ym-an, PANIK!!! Apa kabar hari ini kalo internet gak jalan?? Gak bisa check e-mail, gak bisa buka wiki, gak bisa chat ama orang, gak bisa download juga, gak bisa....gak bisa....WAKKSSS...

Tapi akhirnya internetnya kembali jalan, kegilaan yang nyaris muncul karena nganggur sesaat itu akhirnya hilang juga. Yup, sekarang mari melanjutnya membaca slide UMTS yang panjang itu, dengan diselingi membuka Wikipedia untuk menemukan arti dari istilah alien yang muncul disana. Dan sesekali bisa post di blog atau membuka blog orang ataupun chat dengan manusia yang nyasar ke tembagapura (hehehe...salam buat kakak-ketemu-gede ku yang lagi di tembaga pura!!)

Betapa hidup gw sekarang ini begitu bergantung ama internet...

Wednesday, July 4, 2007

Mimpi dan Cita-cita -- Part 1

Anak kecil kalo ditanya "udah gede entar mau jadi apa?" standarnya itu jawab jadi dokter atau insinyur atau pilot (jaman gw kecil jadi pilot dan insinyur itu keren karena pak Habibi dan IPTN lagi booming2nya di Indonesia!!). kalo gw???

...apa mimpi masa kecil gw?...

Waktu kecil gw pengen banget jadi astronot, kenapa? karena nama tengah gw Pratiwi. Nah lho???

Pratiwi itu diambil dari nama Pratiwi Sudarmono yang according to my mom, adalah astronot wanita pertama Indonesia, yang sebernya dia bukan astronot tapi ahli biologi molekuler yang diikutsertakan dalam satu misi luar angkasa (walau gak jadi), tapi gw percaya aja dia astronot. Nah berbekal nama dari orang yang kedengerannya keren kayak gitu, gw pun langsung menetapkan cita-cita buat jadi astronot.

Jadi astronot berati musti tau soal angkasa. Dengan semangat tinggi untuk menjadi astronot gw pun belajar berbagai macam soal angkasa. Dari film Sailormoon, gw tau soal nama2 planet di tata surya dan setelah baca sumber yang lebih ilmiah gw pun jadi bingung ama film sailormoon..."kenapa bulan yang jadi pusat kerajaannya??? bumi aja kagak pantes kali, kan matahari pusat tata surya". Berbekal pengetahuan baru-dapet kalo 'matahari itu pusat tata surya', gw jadi sok tau dan ngekritik film sailormoon di depan temen2 gw, jadilah gw dimusihin temen se-RT karena sikap 'anti-sailormoon' gw. Setelah gw pikir sekarang, ngapain anak kecil ribet soal yang harusnya ada itu sailormoon atau sailorsun?? yang penting mereka pembela kebenaran (dan tuxedo bertopeng itu cakep) udah cukup kali!!

Ya, menyadari kesalahan akibat pengetahuan pertama soal angkasa, gw gak lagi suka sok tau di depan temen2 gw. Dan gw pun resmi baikan ama sailormoon dan para penggemarnya karena ternyata gw gak tahan untuk gak nonton tuxedo bertopeng muncul dengan bunga mawarnya.

Setelah tata surya, gw dapet info soal namanya galaksi lain diluar tata sura matahari, Andromeda. Dan sebagai penggemar film kartun pikiran gw pun langsung melompat pada Saint Seiya. Andromeda Sun, salah satu tokoh di Saint Seiya, yang selama 17 tahun gw anggap cewek sebelum dapet fakta menyedihkan kalo dia itu sebenernya cowok. Kembali dengan sedikit pengetahuan soal andromeda dan dengan ke-sok-tahu-an kalo 'sun' itu artinya matahari, gw terlibat bentrok dengan kakak cowok gw.

"Sun itu kan matahari, sedangkan andromeda nama galaksi lain, matahari kan di tata surya ini gak cocok dong kalo namanya sun andromeda!!" dengan semangat 45, gw berorasi depan kakak gw. Kakak gw yang udah sedikit lebih gede tapi tetep gak mau kalah ama anak kecil, gak terima dengan hal itu. Gak penting namanya apa, yang penting senjata rantainya tetep keren, dan dia adiknya Iki, kakak gw penggemar Iki setengah mati, merasa adik idolanya dihina2, dia melawan dengan adiknya sendiri sekuat tenaga. Perdebatan gak penting itu ditutup dengan kalimat kakak cewek gw Intan, yang dengan polosnya bilang..."yang keren mah yang jurusnya debu-debu intan tau...". Akhirnya gw dan kakak gw gak ngebahas lagi soal Sun Andromeda, kita bikin kesepakatan gak tertulis kalau Seiya tetap paling keren (daripada mengakui jurus debu-debu intan!!!)


-- to be continued --

Tuesday, July 3, 2007

Trem : she's my sister!!!

Pintar, berprestasi, cukup populer, masih muda dan ada di keluarga yang berkecukupan. Betapa hidup terlihat sempurna untuk Trem. Dia selalu mendapat beasiswa setiap tahun dari mulai SD sampai SMP, dia lulus seleksi masuk kelas akselerasi saat SMA dan berhasil lulus SMA dengan predikat memuaskan hanya dalam waktu 2 tahun, dia berhasil lolos SPMB dan diterima di jurusan yang ngedenger namanya aja bikin orang pada males sekolah, dia aktif di berbagai organisasi, dikenal vokal dan gak tanggung2 kalo nge-kritik orang, pengetahuan luas, background oke, apa yang kurang dari hidupnya???

Semua orang mungkin berpikir begitu saat pertama kali melihat Trem, dan Trem sendiri akan selalu berpikir seperti itu seandainya kakak perempuannya Isma gak pernah dilahirkan.

Isma kakak perempuan Trem, hanya terpaut 1.5 tahun dengannya, punya masalah keterbelakangan mental, IQ-nya dibawah orang normal pada umumnya, akibatnya Isma gak pernah bisa dewasa. Dari mulai sikap, sifat, tingkat intelegensia, emosi dan kedewasaan semua sama kayak anak kecil. Hanya tubuhnya yang tumbuh normal seperti orang pada umumnya, yang lainnya tumbuh lebih lambat atau mungkin tidak pernah mengalami perkembangan dari mulai usianya 10 tahun.

Dari kecil Trem selalu diingatkan oleh ayahnya untuk menjaga Isma, "jagain Isma, kalo bukan kamu yang jagain Isma siapa lagi yang bakal jaga?? orang lain mah gak akan ngerti Isma kayak apa!" Itulah kalimat yang selalu dilontarkan Ayahnya. Dan Trem selalu berpikir kebalikannya,"gak usah jauh2 ke orang lain, gw juga gak ngerti ama dia!! kenapa musti gw yang jagain dia?? yang adeknya kan gw, kenapa sih Allah ngasih gw kakak kayak Isma??".

Dan semuanya gak pernah berjalan seperti yang diharapkan Ayah Trem. Dari kecil Trem gak pernah mau ngalah ama Isma, dia ngerasa dia lebih baik maka dia harus mendapat lebih pula. Dia malas untuk berpikir bahwa Isma gak mungkin bisa ngimbangin dia, bahwa dia lah yang seharusnya sadar tentang keadaan Isma lebih dari siapapun. Yang dia tahu dia lebih segalanya dari Isma, dan sebenarnya Isma cuman ganggu hidupnya yang sempurna!!!


Tapi Allah memang Mahaadil. Masuk kuliah Trem dikasih liat apa dunia itu sesungguhnya. Dunia ini gak sebatas apa yang ada di kepala, gak cuman sebatas sejauh mata melihat, ada hal-hal yang mungkin gak bisa dilihat atau dipikir tapi bisa dirasakan. Trem gak punya temen. Bukan karena dia menyebalkan, tapi karena dia memang tak bisa sosialisasi. Selama ini hubungan sosialnya dengan orang lain selalu tertolong dengan keberadaannya sebagai "yang terhebat" atau "yang lebih" daripada yang lain. Tapi tidak begitu di Universitas ini. Kalau digolongkan dengan mahasiswa lain, dia tak lebih dari orang biasa saja, gak terlalu istimewa, cuman sekedar mahasiswa pada umumnya.


Trem frustasi, belum pernah sekalipun dia ngerasain yang namanya dianggap biasa ama orang, dianggap gak terlalu istimewa. Dia belum pernah merasakan tidak menjadi pusat perhatian ketika ngobrol, atau menjadi orang yang tidak dimintai pertolongan ketika ada pelajaran yang susah dimengerti, dia belum pernah pernah berada dalam kondisi mendengarkan orang lain bukan didengarkan orang lain. Intinya dia setengah gila memikirkan bahwa sekarang ini dia bukan siapa-siapa.

Keadaan sebaliknya terjadi pada Isma. Isma mungkin gak bisa pinter, isma mungkin gak kuliah tinggi, tapi semua orang suka ama Isma. Dimana ada Isma pasti ada orang ketawa, dimana ada Isma pasti ada suasana ceria. Kalo di rumah gak ada Trem, ayahnya selalu bilang "kenapa gak ada yang marah-marah ini teh?" , tapi kalo di rumah gak ada Isma ayahnya bilang "sepi nya, kamarana barudak teh?"(bahasa sunda, red: sepi ya, pada kemana anak-anak teh?) padahal hanya satu anaknya yang menghilang.

Trem mungkin luarbiasa kalau dilihat dari isi kepalanya, tapi Isma sangat luar biasa kalau dilihat dari isi hatinya. Dia punya kepekaan sosial yang lebih besar kalau dibanding dengan Trem yang "dingin-dingin" aja. Kalo ada nenek yang jatuh di jalan pasti Isma duluan yang bantuin sebelum akhirnya Trem nyadar dan ikut bantuin, kalo ada yang meninggal pasti Isma duluan yang dateng ke keluarganya dan ngucapin belasungkawa (meskipun dengan nada dan sikap anak2) sebelum akhirnya Trem nyusul untuk bilang belasungkawa juga. Trem mungkin jadi anak kebanggaan karena prestasinya selama ini, tapi saat dia bukan apa-apa dia gak terlalu keliatan istimewa. Isma selalu jadi anak yang disayang karena ke-supel-annya, dia mungkin gak punya masa depan seperti gadis normal pada umumnya, tapi semua orang tetap sayang sama dia.

Trem terus sadar, kalo dia sama sekali gak lebih baik dari Isma. Dia mungkin lebih pinter, tapi dia gak supel kayak Isma. Trem gak punya temen deket, tapi temennya isma tersebar di berbagai tempat dengan berbagai usia, orang-orang yang mungkin bermula dari simpati kepadanya kemudian berubah menjadi sayang.

Trem jadi ingat hubungan kakak beradik Watti-Elektra dari buku supernova-petir yang kemarin dibacanya...

Watti selalu butuh elektra, karena kalau ada elektra dia punya pembanding kalau dia lebih cantik. Dan meskipun elektra gak cantik, dia akan tetap terlihat luarbiasa karena apa yang telah dia lakukan.

mungkin itu juga yang terjadi pada Trem dan Isma. Trem butuh Isma karena keberadaan Isma membuatnya merasa bahwa dia punya harga lebih. Tapi Allah menempatkan Isma disisi Trem, karena Isma bisa mengingatkannya pada satu hal berharga yang tidak dia punyai. Sesuatu yang membuat harga manusia lebih dari sekedar kelihatannya, sesuatu yang terbungkus jauh di dalam jiwa manusia, segumpal darah yang hidup karena ruh, sesuatu bernama hati.


-- Terinspirasi karena tulisan menyegarkan Sitta Karina, thanx berat, tidak menyesal nyasar kesana ^^ --