Tidak kawan, ternyata saya tidak apa-apa. Masih ada yang lebih capek lagi, masih ada yang lebih banyak kerjaan lagi. Masih banyak yang lebih desperado lagi :) Tidak seharusnya saya mengeluh, tidak seharusnya saya bersusah hati. Insya Allah saya tahu resikonya dari awal, mungkin hanya kurang diikhlaskan saja.
Bismillahirrahmaanirrahiim...
"a woman must have money and a room of her own if she is to write fiction" - Virginia Woolf
Friday, April 25, 2008
Vivato HME!!!
HME menang lagi!!! Kejuaraan bola voli Spike yang awalnya diinisiasi HME dan Himpunan Mahasiswa SITH Nymphaea, kemudian penyelenggaraannya dipercayakan pada Unit Bola Voli ITB. Spike selesai dengan diselenggarakannya pertandingan final hari ini. HME masuk final dua-duanya, baik cewek maupun cowok. Sayangnya yang cewek belum bisa menduduki peringkat pertama, kita kalah di final lawan Nymphaea :( tapi tak papa lah... pertandingannya tetep seru, walau saya gak nonton karena harus ngeasistenin di lab dasar. Kalian sudah sangat hebat kawan!!!
Setelah pertandingan final cewek, dilanjutkan dengan pertandingan final cowok. Kali ini lawannya adalah Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG). Pertandingan ini saya nonton setengahnya, karena praktikum labdas nya udah beres. Pas saya datang, HME sudah menang 2-0, dalam hati berdoa kuat-kuat supaya sekarang bisa menang dengan langsung 3 set. Dan setelah pertarungan set terakhir yang sengit, HME akhirnya menang!!! Suporter HME yang emang sejak pertandingan cewek gak pergi-pergi dari lapangan CC langsung bersorak dan turun ke lapangan. Rame banget deh... udah lama kita gak ngeliat pertandingan seseru dan serame ini. Gak cuman permainannya yang seru, tapi suporter kedua belah pihak yang bertanding pun sudah sangat luarbiasa.
Turnamen terus ditutup dengan penyerahan piala terhadap para pemenang. Untuk kategori cewek, piala diberikan oleh presiden KM ITB sekarang, Shana, sedang untuk kategori cowok, piala diberikan langsung oleh Pak Jaji. Seneng nih kalo gini terus-terusan, mudah-mudahan selanjutnya seletelah 2004 gak ikut-ikutan lagi, olahraga HME tetep bisa berjaya di kancah kampus. VIVATO HME!!!
-foto lebih banyak bisa diliat di sini-
Setelah pertandingan final cewek, dilanjutkan dengan pertandingan final cowok. Kali ini lawannya adalah Ikatan Mahasiswa Geodesi (IMG). Pertandingan ini saya nonton setengahnya, karena praktikum labdas nya udah beres. Pas saya datang, HME sudah menang 2-0, dalam hati berdoa kuat-kuat supaya sekarang bisa menang dengan langsung 3 set. Dan setelah pertarungan set terakhir yang sengit, HME akhirnya menang!!! Suporter HME yang emang sejak pertandingan cewek gak pergi-pergi dari lapangan CC langsung bersorak dan turun ke lapangan. Rame banget deh... udah lama kita gak ngeliat pertandingan seseru dan serame ini. Gak cuman permainannya yang seru, tapi suporter kedua belah pihak yang bertanding pun sudah sangat luarbiasa.
Turnamen terus ditutup dengan penyerahan piala terhadap para pemenang. Untuk kategori cewek, piala diberikan oleh presiden KM ITB sekarang, Shana, sedang untuk kategori cowok, piala diberikan langsung oleh Pak Jaji. Seneng nih kalo gini terus-terusan, mudah-mudahan selanjutnya seletelah 2004 gak ikut-ikutan lagi, olahraga HME tetep bisa berjaya di kancah kampus. VIVATO HME!!!
-foto lebih banyak bisa diliat di sini-
Thursday, April 24, 2008
I am burned out!!!
You Are 100% Burned Out |
You are extremely burned out. You work too hard, and you're not getting the results you deserve. It's time for a life change, as soon as you can manage it. You're giving away most of your energy to something you don't even enjoy. |
Wednesday, April 23, 2008
ocehan aneh
Sehari ini mendung...
Aku bahkan tak sempat menemukan sepatuku dalam keadaan kering. Setelah lewat pekarangan aku menengadah ke langit, awan hitam masih nongkrong santai disana. Aku hanya dapat menghela nafas, mengapa harus hujan lagi?
Beberapa waktu lalu aku ngoceh soal rasa rindu. Tapi apalah yang kan keluar kalau sudah nyaris lewat bertahun tak ada kabar? Ini bukan hanya satu saat dimana aku berharap bertemu dengannya. Ini lebih dari itu, tentang satu rasa menggebu untuk menampar pipinya kuat-kuat kelak. Marah? ya, aku marah. Tapi tak lagi karena hal bodoh di masa lalu itu. Aku marah karena begitu tak pedulinya ia padaku. Hhhaaahhh... Tuhan... apakah sudah penyakitku karena tampaknya orang-orang begitu mudah untuk tak peduli padaku? atau ini hanya 'nasib'?
Sudahlah. Masa ini kulewati dengan mengeluh soal cuaca, menekuk-nekuk tulang sembarangan (walau ternyata tak bisa patah smeudah itu), dan kemudian kudapati diriku terpekur di pojokan dengan secangkir penuh kafein pekat. Kafein... mungkin hanya itulah teman penenangku lebih dari apapun... walau ada godaan untuk menggantinya menjadi nikotin.
Masa ke depan ini, apa yang harus kuperbuat. Kembali menekuk-nekuk tulang dengan terpaksa, menahan sakit saat puluhan 'teman' yang lain dengan santainya bersandar di sofa dan tersenyum-senyum pada tugas sarjananya, tak peduli aku hidup atau mati. Setelah kupikir, tak apalah mereka begitu, daripada mereka berkeliling membawa masalah di sekitarku, memaksa kerja otakku meningkat beberapa persen.
Nah... tiba-tiba ada hiburan baru. Manusia ini sedang kasmaran rupanya. Dari tadi dia terus tersenyum, entah apakah karena dia senang menyumpahiku untuk turut kasmaran dengannya atau memang begitulah jadinya manusia yang sedang kasmaran. Aku tak tahu rasanya kasmaran. Mungkin aku memang butuh sumpah serapahnya agar bisa merasakan kasmaran.
Terlalu banyak bicara. Kafeinku mulai kehilangan asapnya sekarang, harus cepat-cepat kuminum sebelum rasanya seperti air comberan pakai gula. Tapi kafein satu ini terlalu enak untuk sampai disebut air comberan. Biarlah... yang penting kawanku itu masih ada sekarang.
- dari surat cinta si Trem, mungkin baginya surat cinta itu keluhan serta merta-
Aku bahkan tak sempat menemukan sepatuku dalam keadaan kering. Setelah lewat pekarangan aku menengadah ke langit, awan hitam masih nongkrong santai disana. Aku hanya dapat menghela nafas, mengapa harus hujan lagi?
Beberapa waktu lalu aku ngoceh soal rasa rindu. Tapi apalah yang kan keluar kalau sudah nyaris lewat bertahun tak ada kabar? Ini bukan hanya satu saat dimana aku berharap bertemu dengannya. Ini lebih dari itu, tentang satu rasa menggebu untuk menampar pipinya kuat-kuat kelak. Marah? ya, aku marah. Tapi tak lagi karena hal bodoh di masa lalu itu. Aku marah karena begitu tak pedulinya ia padaku. Hhhaaahhh... Tuhan... apakah sudah penyakitku karena tampaknya orang-orang begitu mudah untuk tak peduli padaku? atau ini hanya 'nasib'?
Sudahlah. Masa ini kulewati dengan mengeluh soal cuaca, menekuk-nekuk tulang sembarangan (walau ternyata tak bisa patah smeudah itu), dan kemudian kudapati diriku terpekur di pojokan dengan secangkir penuh kafein pekat. Kafein... mungkin hanya itulah teman penenangku lebih dari apapun... walau ada godaan untuk menggantinya menjadi nikotin.
Masa ke depan ini, apa yang harus kuperbuat. Kembali menekuk-nekuk tulang dengan terpaksa, menahan sakit saat puluhan 'teman' yang lain dengan santainya bersandar di sofa dan tersenyum-senyum pada tugas sarjananya, tak peduli aku hidup atau mati. Setelah kupikir, tak apalah mereka begitu, daripada mereka berkeliling membawa masalah di sekitarku, memaksa kerja otakku meningkat beberapa persen.
Nah... tiba-tiba ada hiburan baru. Manusia ini sedang kasmaran rupanya. Dari tadi dia terus tersenyum, entah apakah karena dia senang menyumpahiku untuk turut kasmaran dengannya atau memang begitulah jadinya manusia yang sedang kasmaran. Aku tak tahu rasanya kasmaran. Mungkin aku memang butuh sumpah serapahnya agar bisa merasakan kasmaran.
Terlalu banyak bicara. Kafeinku mulai kehilangan asapnya sekarang, harus cepat-cepat kuminum sebelum rasanya seperti air comberan pakai gula. Tapi kafein satu ini terlalu enak untuk sampai disebut air comberan. Biarlah... yang penting kawanku itu masih ada sekarang.
- dari surat cinta si Trem, mungkin baginya surat cinta itu keluhan serta merta-
Monday, April 21, 2008
Kopi, Sunda, JRock
Weekend kemaren agenda saya benar-benar penuh acara. Dan kebeneran semuanya berhubungan ama hobi saya di luar kuliah. Kopi-sunda-Jrock.
Jumat, 18 April kemaren, Starbucks BIP ngadain acara gathering summer promo. Karena saya cukup sering dateng kesana, saya dikasih undangan buat dateng untuk dua orang. Akhirnya saya ngajak Ditha. Acaranya cukup seru, dimulai dari nyobain beberapa produk yang dijadiin ciri buat persiapan summer promo. Itu kopi Muan Jai, Ice Hazelnut latte, dan Ice Hazelnut Mocha Frappuccino. Saya juga kena nyobain ketiga kopi itu. Sayang ketiganya saya gak suka, karena Muan Jai itu ada rasa-rasa kacang ama cokelatnya, dan saya gak suka Hazelnut, walau begitu saya gak keberatan dikasih gratisan.
Sabtu, 19 April 2008, LSS ngadain syukuran Dies Natalis LSS ke 37. Acaranya diadain di Aula Barat ITB. Saya gak ngambil foto terlalu banyak di acara ini, soalnya saya cukup merhatiin jalannya acara. Bagian yang saya suka itu adalah saat konsolidasi Pagelaran 2008. Saat itu diputer film LSS yang nyeritain perkembangan LSS dari masa ke masa. Ditutup dengan orasi singkat dari ketua Pagelaran 2008. Cukup kena deh momennya, walau saya tahu evaluasi detilnya. Heu...heu...heu... kita ketemu di evaluasi ya...
Minggu, 20 April 2008, gathering JRF di acara Japanzuki UPI. Acara ini jelas ditunggu-tunggu, setelah beberapa minggu kita miskin acara rame, acara ini mungkin bisa dijadiin satu momen kumpul lagi buat kita semua. Band yang tampil sih banyak yang gak kenal, tapi ada tiga band yang saya tunggu-tunggu : Pochi Monchi, Himezo ama Kabuki Clash, dan ketiganya dapet saya tonton. Pochi Monchi nutup performnya ama lagu 3rd Empire, lagu Diru favorit saya, gila... mainnya keren banget, skill nya ok dan beneran bikin kita headbang edan-edanan, udah lama nih gak headbang di acara Bandung. Himezo tampil keren banget, dengan perform yang oke banget seperti biasanya. Plus, ada tontonan gratisan (hahaha). Terakhir adalah band yang udah saya tungguin tampilnya dari minggu-minggu kemaren, Kabuki Clash. Akhirnya, setelah kemaren di STBA, saya dan temen-temen telat nonton, sekarang kita ketinggalan satu lagu. Tapi tetep memuaskan, apalagi waktu bawain Kanivalism. Hehehe... puas banget deh. Next event : Gelar Jepang 2008 UI Depok!!!
Jumat, 18 April kemaren, Starbucks BIP ngadain acara gathering summer promo. Karena saya cukup sering dateng kesana, saya dikasih undangan buat dateng untuk dua orang. Akhirnya saya ngajak Ditha. Acaranya cukup seru, dimulai dari nyobain beberapa produk yang dijadiin ciri buat persiapan summer promo. Itu kopi Muan Jai, Ice Hazelnut latte, dan Ice Hazelnut Mocha Frappuccino. Saya juga kena nyobain ketiga kopi itu. Sayang ketiganya saya gak suka, karena Muan Jai itu ada rasa-rasa kacang ama cokelatnya, dan saya gak suka Hazelnut, walau begitu saya gak keberatan dikasih gratisan.
Sabtu, 19 April 2008, LSS ngadain syukuran Dies Natalis LSS ke 37. Acaranya diadain di Aula Barat ITB. Saya gak ngambil foto terlalu banyak di acara ini, soalnya saya cukup merhatiin jalannya acara. Bagian yang saya suka itu adalah saat konsolidasi Pagelaran 2008. Saat itu diputer film LSS yang nyeritain perkembangan LSS dari masa ke masa. Ditutup dengan orasi singkat dari ketua Pagelaran 2008. Cukup kena deh momennya, walau saya tahu evaluasi detilnya. Heu...heu...heu... kita ketemu di evaluasi ya...
Minggu, 20 April 2008, gathering JRF di acara Japanzuki UPI. Acara ini jelas ditunggu-tunggu, setelah beberapa minggu kita miskin acara rame, acara ini mungkin bisa dijadiin satu momen kumpul lagi buat kita semua. Band yang tampil sih banyak yang gak kenal, tapi ada tiga band yang saya tunggu-tunggu : Pochi Monchi, Himezo ama Kabuki Clash, dan ketiganya dapet saya tonton. Pochi Monchi nutup performnya ama lagu 3rd Empire, lagu Diru favorit saya, gila... mainnya keren banget, skill nya ok dan beneran bikin kita headbang edan-edanan, udah lama nih gak headbang di acara Bandung. Himezo tampil keren banget, dengan perform yang oke banget seperti biasanya. Plus, ada tontonan gratisan (hahaha). Terakhir adalah band yang udah saya tungguin tampilnya dari minggu-minggu kemaren, Kabuki Clash. Akhirnya, setelah kemaren di STBA, saya dan temen-temen telat nonton, sekarang kita ketinggalan satu lagu. Tapi tetep memuaskan, apalagi waktu bawain Kanivalism. Hehehe... puas banget deh. Next event : Gelar Jepang 2008 UI Depok!!!
Thursday, April 17, 2008
Knut
Knut, the polar bear. Lahir di kebun binatang berlin. Walau polar bear masuk ke list species berbahaya, kalau liat foto-foto ini mana ada yang percaya dia berbahaya. Yang ada sih lucu!!! (bener gak yu?) Selain lucu, Knut ini jadi simbol buat penyelamatan dunia dari global warming, coba tengok situs ini www.PolarBearSOS.org . Salah satu orang yang concern banget ama penyelamatan beruang kutub ini adalah Leonardo DiCaprio yang juga ternyata seorang aktivis lingkungan hidup.
Keluarga Hidayat
Disamping adalah foto kedua orang tua saya. Endang Syarif Hidayat (biasa dipanggil Pak Syarif ama orang-orang) dan Tati Sutini Hidayat (lebih sering dipanggil Bu Tati Syarif).
Nama Hidayat memang sudah nempel dibelakang saya semenjak saya lahir, tapi baru benar-benar saya gunakan saat SMA. Waktu SD saya males banget nulis nama keluarga saya ini. Alasannya simpel buat anak SD, 'masa nama papa ada di nama puput sih'. Dan waktu itu gak ada seorang pun temen saya yang punya nama ayahnya di belakang namanya. Ayah saya kadang protes, tapi ya namanya anak SD, seenaknya sendiri aja, gak ngerti apa-apa.
Ayah saya sendiri bilang, dia gak sengaja nempelin nama Hidayat di nama istri ama anaknya. Orang pertama di keluarga yang dapet nama Hidayat itu bukan mama, tapi kakak saya Guna. Alesannya karena si kakak saya itu dikasih namanya ama babeh (kakek saya), dan papa gak mau kalo nama anaknya full dikasih ama orang, meskipun itu kakek saya, jadinya dia nempelin namanya disitu. Ujung-ujungnya dia ngerasa kayaknya nama belakang ini dibutuhin, pas dia tahu kalo ternyata di paspor itu butuh nama keluarga, jadinya diterusin deh kebiasaan itu ampe anak bungsunya, saya. Katanya siapa tahu entar anaknya ada yang ke luar negeri.
Saya menyadari pentingnya nama ini pas SMA, setelah kakak saya diterima SPMB. Nama 'Gun Gun Gunawan' itu ternyata pasaran banget. Apalagi di kalangan orang sunda, karena struktur fonemnya yang berulang, kayak 'ice juice' (baca: i-ce ju-i-ce). Jadi sulit mencari 'Gun Gun Gunawan' mana yang kakak saya, diantara ratusan 'Gun Gun Gunawan' yang juga keterima SPMB. Ketemunya tidak lain karena nama Hidayat ini. Sejak saat itu saya tahu pentingnya nama belakang ini. Semenjak saat itu saya jadi lebih sering pake nama belakang saya ketimbang nama tengah. Dan ternyata kakak saya juga gitu. Sayangnya, karena saya cewek, entar kalo saya nikah nama belakang saya ganti jadi nama suami. Orang sunda patrilineal sih... atau saya nikah ama orang minang aja biar yang nanti garis keturunannya diambil dari ibu, jadi anak saya pake nama Hidayat juga. Hehehe....
Keluarga Hidayat : Endang Syarif Hidayat, Tati Sutini Hidayat, Gun Gun Gunawan Hidayat, Intan Kusumawati Hidayat, Puput Pratiwi Hidayat.
Nama Hidayat memang sudah nempel dibelakang saya semenjak saya lahir, tapi baru benar-benar saya gunakan saat SMA. Waktu SD saya males banget nulis nama keluarga saya ini. Alasannya simpel buat anak SD, 'masa nama papa ada di nama puput sih'. Dan waktu itu gak ada seorang pun temen saya yang punya nama ayahnya di belakang namanya. Ayah saya kadang protes, tapi ya namanya anak SD, seenaknya sendiri aja, gak ngerti apa-apa.
Ayah saya sendiri bilang, dia gak sengaja nempelin nama Hidayat di nama istri ama anaknya. Orang pertama di keluarga yang dapet nama Hidayat itu bukan mama, tapi kakak saya Guna. Alesannya karena si kakak saya itu dikasih namanya ama babeh (kakek saya), dan papa gak mau kalo nama anaknya full dikasih ama orang, meskipun itu kakek saya, jadinya dia nempelin namanya disitu. Ujung-ujungnya dia ngerasa kayaknya nama belakang ini dibutuhin, pas dia tahu kalo ternyata di paspor itu butuh nama keluarga, jadinya diterusin deh kebiasaan itu ampe anak bungsunya, saya. Katanya siapa tahu entar anaknya ada yang ke luar negeri.
Saya menyadari pentingnya nama ini pas SMA, setelah kakak saya diterima SPMB. Nama 'Gun Gun Gunawan' itu ternyata pasaran banget. Apalagi di kalangan orang sunda, karena struktur fonemnya yang berulang, kayak 'ice juice' (baca: i-ce ju-i-ce). Jadi sulit mencari 'Gun Gun Gunawan' mana yang kakak saya, diantara ratusan 'Gun Gun Gunawan' yang juga keterima SPMB. Ketemunya tidak lain karena nama Hidayat ini. Sejak saat itu saya tahu pentingnya nama belakang ini. Semenjak saat itu saya jadi lebih sering pake nama belakang saya ketimbang nama tengah. Dan ternyata kakak saya juga gitu. Sayangnya, karena saya cewek, entar kalo saya nikah nama belakang saya ganti jadi nama suami. Orang sunda patrilineal sih... atau saya nikah ama orang minang aja biar yang nanti garis keturunannya diambil dari ibu, jadi anak saya pake nama Hidayat juga. Hehehe....
Keluarga Hidayat : Endang Syarif Hidayat, Tati Sutini Hidayat, Gun Gun Gunawan Hidayat, Intan Kusumawati Hidayat, Puput Pratiwi Hidayat.
Wednesday, April 16, 2008
Tuesday, April 15, 2008
La Nuit des Calligraphes
Catatan pinggir Tempo edisi bulan ini berjudul Kaligrafi. Diantaranya tentang seorang Rikkat Kunt, kaligrafer yang hidup justru pada masa Kemal Attaturk meng-eropa-kan Turki. Kisah Rikkat Kunt kemudian diceritakan melalui novel La Nuit des Calligraphes atau saat diterjemahkan pada bahasa Indonesia menjadi Seniman Kaligrafi Terakhir, ditulis oleh cucunya Yasmin Ghatta. Ada bagian yang banyak dikutip oleh orang-orang dalam novel ini :
Saya suka kutipan itu. Mari kita masukan novel ini menjadi salah satu buku yang harus dibaca. Yup, perburuan dimulai.
“Kepergianku tanpa banyak basa-basi, sama seperti hidupku. Tak sedikit pun kematian membuatku takut. Kematian hanya kejam pada mereka yang takut kepadanya. Kematianku selembut pucuk pandan air yang dicelupkan ke dalam tempat tinta, lebih cepat dari tinta diserap kertas.”
Saya suka kutipan itu. Mari kita masukan novel ini menjadi salah satu buku yang harus dibaca. Yup, perburuan dimulai.
Monday, April 14, 2008
Ada yang merhatiin gak? langit malam ini lagi cerah. Bintang lagi banyak dan bulannya cerah banget, bersih banget. Gelapnya gak mencekam, bahkan cenderung berkilau. Emang keliatan ada beberapa awan nongkrong, tapi secara keseluruhan langit lagi cerah. Semoga besok tetep cerah, saya udah bosen liat mendung, bikin bete mulu...
- baru pulang, capek, dan berharap besok langit cerah -
- baru pulang, capek, dan berharap besok langit cerah -
Nostalgia SMP
So I walked under a bus,I got hit by a train
Keep fallin' in love,Which is kind of the same
I've sunk out at sea, crashed my car, gone insane
And it felt so good, I wanna do it again.
[Bachelor Girl - Buses and Trains]
Tadi malem denger lagu ini di radio. Mendadak kangen masa SMP, dan emang penggambaran lagu ini mirip ama masa SMP gw. Sok iseng, sok gaya, semua dicobain... gak jelas prinsip, gak jelas tujuan. Tapi masa itu memang sangat menyenangkan. Kangen... WOOOIIII... ada temen SMP gw gak????
Keep fallin' in love,Which is kind of the same
I've sunk out at sea, crashed my car, gone insane
And it felt so good, I wanna do it again.
[Bachelor Girl - Buses and Trains]
Tadi malem denger lagu ini di radio. Mendadak kangen masa SMP, dan emang penggambaran lagu ini mirip ama masa SMP gw. Sok iseng, sok gaya, semua dicobain... gak jelas prinsip, gak jelas tujuan. Tapi masa itu memang sangat menyenangkan. Kangen... WOOOIIII... ada temen SMP gw gak????
Sunday, April 13, 2008
Dunia setelah kampus
Dimulai dari obrolan gak penting ama Ayu, dan sekalian juga ama si abang tukang kopi, saya ngerjain CV, cover letter dan beberapa hal lainnya berhubungan dengan melamar kerja. Kemudian inget lagi ama obrolan soal dunia kerja bareng Ditha dan Gigit, saat acara STBA.
Selama ini saya kadang-kadang merasa agak meremehkan dunia kerja, dengan berpikir bahwa 'gak terlalu beda jauh lah ama kuliah', cuman tiap hari ada tugas aja, kuliah dikit. Tapi ternyata tak sesimpel itu. Apa yang membuatnya tidak simpel? Uang! tentu saja uang. Saat kuliah mau nilai saya jelek atau bagus, males atau rajin, yang rugi cuman saya, dan studi saya masih bisa berlanjut walau pas-pasan. Tapi tidak saat bekerja. Saya dibayar, orang akan menuntut saya untuk memenuhi bayaran yang telah saya terima. Saya dibayar karenanya saya harus melakukan apa yang diperintahkan.
Sedikit ngobrol dengan ditha, dan kemarin dengan abang tukang kopi di Hope, saya jadi terbayang seperti apa bisnis itu berjalan. Bukan satu manusia yang ditunggu disini, tapi jutaan orang bergerak. Perubahan bisa terjadi setiap saat, langkah yang salah bisa berakibat fatal, karena begitulah bisnis. Tak ada yang mau menunggu. Dan satu karyawan di pojokan kantor yang mungkin kerjaannya hanya blogging dan minum kopi bisa berakibat fatal pada perkembangan perusahaannya ke depannya. (Parahnya, saya membayangkan saya punya potensi untuk menjadi seperti itu -___-)
Masalah lebih besar lagi kalo sudah berhubungan dengan idealisme. Gigit bener-bener bikin saya miris saat dia cerita tentang hal-hal 'dosa' yang sebenernya paling dia kecam saat kuliah terpaksa dia lakukan saat kerja karena memang itulah alasan dia dipekerjakan. Banyak permainan kotor yang terjadi dan kalau gak mau jadi alien, mau-gak-mau harus ikutan arus. Ketidak mungkinan untuk menghindarnya sama kayak berenang di air terjun, apapun yang terjadi pasti jatuh, tinggal milih jatuhnya mau enak atau langsung mati?!
Saat menuliskan usia saya di cover letter saya baru sadar bahwa saya bahkan belum genap 20 tahun (entah bagaimana tanggapan orang yang membaca CV dan cover letter saya). Orang bilang jalan saya masih panjang, orang bilang kesempatan saya masih banyak, tapi apakah saya siap berkotor-kotor ria di usia muda??? Sudahlah, "gak kotor kan gak belajar!" Mungkin begitu jadinya kalau menyitir kalimat salah satu iklan. Tapi buat saya 'kotor yang belajar' itu berbeda dengan 'sengaja nyemplung biar kotor', saya jelas tidak mau mengalami yang kedua.
Mungkin ini salah satu penyebab saya ingin sekolah lagi selepas menyelesaikan studi di elektro. Mungkin saya masih terlalu malas untuk memikirkan hidup setelah ini. Rencana sudah ada kawan, tapi tampaknya itu masih jauh dari realistis. Kampus ini dengan segala pengekangannya ternyata sangat bebas jika dibandingkan dengan dunia setelah kampus ini.
Selama ini saya kadang-kadang merasa agak meremehkan dunia kerja, dengan berpikir bahwa 'gak terlalu beda jauh lah ama kuliah', cuman tiap hari ada tugas aja, kuliah dikit. Tapi ternyata tak sesimpel itu. Apa yang membuatnya tidak simpel? Uang! tentu saja uang. Saat kuliah mau nilai saya jelek atau bagus, males atau rajin, yang rugi cuman saya, dan studi saya masih bisa berlanjut walau pas-pasan. Tapi tidak saat bekerja. Saya dibayar, orang akan menuntut saya untuk memenuhi bayaran yang telah saya terima. Saya dibayar karenanya saya harus melakukan apa yang diperintahkan.
Sedikit ngobrol dengan ditha, dan kemarin dengan abang tukang kopi di Hope, saya jadi terbayang seperti apa bisnis itu berjalan. Bukan satu manusia yang ditunggu disini, tapi jutaan orang bergerak. Perubahan bisa terjadi setiap saat, langkah yang salah bisa berakibat fatal, karena begitulah bisnis. Tak ada yang mau menunggu. Dan satu karyawan di pojokan kantor yang mungkin kerjaannya hanya blogging dan minum kopi bisa berakibat fatal pada perkembangan perusahaannya ke depannya. (Parahnya, saya membayangkan saya punya potensi untuk menjadi seperti itu -___-)
Masalah lebih besar lagi kalo sudah berhubungan dengan idealisme. Gigit bener-bener bikin saya miris saat dia cerita tentang hal-hal 'dosa' yang sebenernya paling dia kecam saat kuliah terpaksa dia lakukan saat kerja karena memang itulah alasan dia dipekerjakan. Banyak permainan kotor yang terjadi dan kalau gak mau jadi alien, mau-gak-mau harus ikutan arus. Ketidak mungkinan untuk menghindarnya sama kayak berenang di air terjun, apapun yang terjadi pasti jatuh, tinggal milih jatuhnya mau enak atau langsung mati?!
Saat menuliskan usia saya di cover letter saya baru sadar bahwa saya bahkan belum genap 20 tahun (entah bagaimana tanggapan orang yang membaca CV dan cover letter saya). Orang bilang jalan saya masih panjang, orang bilang kesempatan saya masih banyak, tapi apakah saya siap berkotor-kotor ria di usia muda??? Sudahlah, "gak kotor kan gak belajar!" Mungkin begitu jadinya kalau menyitir kalimat salah satu iklan. Tapi buat saya 'kotor yang belajar' itu berbeda dengan 'sengaja nyemplung biar kotor', saya jelas tidak mau mengalami yang kedua.
Mungkin ini salah satu penyebab saya ingin sekolah lagi selepas menyelesaikan studi di elektro. Mungkin saya masih terlalu malas untuk memikirkan hidup setelah ini. Rencana sudah ada kawan, tapi tampaknya itu masih jauh dari realistis. Kampus ini dengan segala pengekangannya ternyata sangat bebas jika dibandingkan dengan dunia setelah kampus ini.
Pemilu perdana
Pemilu gubernur dan wakil gubernur jawa barat. Ini adalah pemilu atau mungkin sekarang namanya pilkada pertama yang saya ikuti. Pada pemilu partai dan presiden beberapa tahun lalu saya belum genap 17 tahun (dan belum mendapat KTP) sehingga saya belum memilih. Jadi apa rasanya? biasa saja. Tak ada yang istimewa. Memang akhir-akhir ini perhatian saya terhadap politik sedang menurun, baik politik lokal kampus maupun politik tingkat nasional. Saya sedang malas mengurusi itu semua.
Saya sekeluarga (minus aa Guna yang udah nyoblos duluan karena harus pergi) dateng ke TPS yang ditunjuk jam setengah 9 pagi. Niatnya, kita gak perlu antri panjang-panjang buat milih dan kalo siang entar nampak panas banget. Begitu sampai ternyata TPSnya masih kosong banget. Setelah menyerahkan surat pemilih, kami duduk di bangku penunggu yang disediakan. Saya males buat bengong nungguin, makanya saya bawa Faded Portrait ke TPS dan saya baca beberapa halaman sambil menunggu nama saya dipanggil. Setelah nama saya dipanggil dan menerima kartu suara, saya masuk ke bilik suara. Iseng, saya ambil gambar kartu suara pakai kamera handphone saya, gak tau ini boleh atau enggak, tapi gak ketauan ini ama panitianya. Setelah menentukan pilihan dan memasukkan kartu suara ke kotak, jari saya dicelup tinta. Agak jijik sih, udah mah banyak banget tintanya, tapi biarlah toh cuman tahan seharian ini.
Untuk pilkada kali ini saya berusaha menjalankan kewajiban saya sebagai pemilih sebaik mungkin. Dari mulai mencari info mengenai ketiga calon sampai diskusi dengan beberapa teman di kampus mengenai para calon. Walau mungkin di antara ketiganya tidak ada yang benar-benar sreg dengan saya, tapi saya berusaha menentukan pilihan pada yang paling saya percaya. Yo, semoga dapat membantu provinsi ini menjadi lebih baik. Bagaimanapun jawa barat adalah rumahnya urang sunda, dan saya bangga akan identitas saya sebagai urang sunda, karena itu saya akan bahagia sekali jika provinsi ini bisa menjadi lebih baik.
Saya sekeluarga (minus aa Guna yang udah nyoblos duluan karena harus pergi) dateng ke TPS yang ditunjuk jam setengah 9 pagi. Niatnya, kita gak perlu antri panjang-panjang buat milih dan kalo siang entar nampak panas banget. Begitu sampai ternyata TPSnya masih kosong banget. Setelah menyerahkan surat pemilih, kami duduk di bangku penunggu yang disediakan. Saya males buat bengong nungguin, makanya saya bawa Faded Portrait ke TPS dan saya baca beberapa halaman sambil menunggu nama saya dipanggil. Setelah nama saya dipanggil dan menerima kartu suara, saya masuk ke bilik suara. Iseng, saya ambil gambar kartu suara pakai kamera handphone saya, gak tau ini boleh atau enggak, tapi gak ketauan ini ama panitianya. Setelah menentukan pilihan dan memasukkan kartu suara ke kotak, jari saya dicelup tinta. Agak jijik sih, udah mah banyak banget tintanya, tapi biarlah toh cuman tahan seharian ini.
Untuk pilkada kali ini saya berusaha menjalankan kewajiban saya sebagai pemilih sebaik mungkin. Dari mulai mencari info mengenai ketiga calon sampai diskusi dengan beberapa teman di kampus mengenai para calon. Walau mungkin di antara ketiganya tidak ada yang benar-benar sreg dengan saya, tapi saya berusaha menentukan pilihan pada yang paling saya percaya. Yo, semoga dapat membantu provinsi ini menjadi lebih baik. Bagaimanapun jawa barat adalah rumahnya urang sunda, dan saya bangga akan identitas saya sebagai urang sunda, karena itu saya akan bahagia sekali jika provinsi ini bisa menjadi lebih baik.
Saturday, April 12, 2008
Have a little Hope
Minggu yang berat. Banyak banget kejadian aneh-aneh minggu ini, bikin saya stress...setengah gila...amnesia (ampe lupa ngasistenin labdas) dan laen-laen. Parahnya, di minggu yang sesibuk ini saya gak nenggak kopi segelas pun... gimana gak gila???
Akhirnya, siang tadi saya kabur dari semua rutinitas dan kembali 'wisata nongkrong' bareng Ditha, dia juga sama-sama lagi stress rupanya. Yang dijambangin kali ini adalah Hope cafe, hehehe... akhirnya saya kesana juga. Ujan lagi gede banget pas saya sampai, dan begitu masuk ke dalem si Abang Tukang Kopi ternyata udah bisa ngenalin saya :p
Seperti biasa, kalo dateng ke tempat ngopi baru yang dipesen adalahcafe latte, buat temennya saya pesen Cheese Fritters. Ditha pesen Frostissimo ama club sandwich. Gimana lattenya? So far, ini yang paling ok yang pernah saya coba. Awalnya saya bingung kenapa rasanya beda dari latte umumnya yang sudah pernah saya coba, ini kerasanya lebih gurih dan lebih kopi. Ditha aja ampe bilang ni kopi enak, padahal jarang2 Ditha bisa ngebedain rasa kopi :D Terus, ketika saya dikasih gratisan secangkir latte lagi, dari biji kopi yang beda, saya langsung tau bedanya. Kopinya gak kerasa asem di lidah. Ternyata Lavazza yang dipake di Hope itu jenis kopi Robusta, sedangkan latte kedua itu pake kopi arabica, dan jenis biji kopi arabica yang umumnya dipake ama kedai-kedai kopi yang ada (termasuk starbucks).
Hoho...saya baru tau ini, setelah itu kita langsung chit-chat soal perkopian. Segala macem diomongin, dari mulai tipe-tipe kopi, review beberapa kedai kopi, soal forum coffee maniacs ampe latte art. Pas ngomongin latte art ini kita ampe buka YouTube, nyari beberapa video latte art yang beneran menarik banget deh. Beberapa barista staf Hope cafe juga ngeliatan hasil latte art yang menurut saya udah termasuk keren banget (karena kayaknya susah bikin begituan), yang lattenya langsung ditawarin buat saya minum, dan langsung saya embat :p Hahaha... paling gak bisa deh nolak kopi enak...
Selain kopinya, tempatnya juga cozy. Banyak sofa empuk, ada perpustakaan mini yang bukunya macem-macem dan tentu saja FREE WiFi!!! Plus, ada satu nilai tambah yang cuman saya temuin di cafe ini, owner yang asik diajak ngobrol. Hehehe... setelah beberapa kali ngobrol lewat Ym ama si Abang Tukang Kopi, ternyata jauh lebih enak ngobrol ama orangnya langsung. Dari awalnya ngomongin kopi bisa melebar kemana-mana, bisnis seluler lah, soal komputer lah, ampe soal UU ITE yang bikin beberapa situs di-blok beberapa waktu kemaren. Si abang ini emang up-to-date ampe bisa diajak ngobrol kemana-mana.
Pokonya bener deh, walau mungkin tempatnya rada jauh dari daerah jajahan saya, saya gak ngerasa nyesel dateng kesana. Bisa jadi salah satu tempat nongkrong kalo lagi stress, dan juga kalo lagi butuh tempat buat ngerjain TA. Pokonya, good coffee, good owner, cozy place... it's really a nice place to hangout. Thanx banget deh dulu udah nyasar ke blog saya, jadinya ada supply tempat nongkrong baru :)
"the good thing about caffeine is addictive but also legal"
[thetoomuchcoffeeman]
foto lainnya lihat di sini.
Akhirnya, siang tadi saya kabur dari semua rutinitas dan kembali 'wisata nongkrong' bareng Ditha, dia juga sama-sama lagi stress rupanya. Yang dijambangin kali ini adalah Hope cafe, hehehe... akhirnya saya kesana juga. Ujan lagi gede banget pas saya sampai, dan begitu masuk ke dalem si Abang Tukang Kopi ternyata udah bisa ngenalin saya :p
Seperti biasa, kalo dateng ke tempat ngopi baru yang dipesen adalahcafe latte, buat temennya saya pesen Cheese Fritters. Ditha pesen Frostissimo ama club sandwich. Gimana lattenya? So far, ini yang paling ok yang pernah saya coba. Awalnya saya bingung kenapa rasanya beda dari latte umumnya yang sudah pernah saya coba, ini kerasanya lebih gurih dan lebih kopi. Ditha aja ampe bilang ni kopi enak, padahal jarang2 Ditha bisa ngebedain rasa kopi :D Terus, ketika saya dikasih gratisan secangkir latte lagi, dari biji kopi yang beda, saya langsung tau bedanya. Kopinya gak kerasa asem di lidah. Ternyata Lavazza yang dipake di Hope itu jenis kopi Robusta, sedangkan latte kedua itu pake kopi arabica, dan jenis biji kopi arabica yang umumnya dipake ama kedai-kedai kopi yang ada (termasuk starbucks).
Hoho...saya baru tau ini, setelah itu kita langsung chit-chat soal perkopian. Segala macem diomongin, dari mulai tipe-tipe kopi, review beberapa kedai kopi, soal forum coffee maniacs ampe latte art. Pas ngomongin latte art ini kita ampe buka YouTube, nyari beberapa video latte art yang beneran menarik banget deh. Beberapa barista staf Hope cafe juga ngeliatan hasil latte art yang menurut saya udah termasuk keren banget (karena kayaknya susah bikin begituan), yang lattenya langsung ditawarin buat saya minum, dan langsung saya embat :p Hahaha... paling gak bisa deh nolak kopi enak...
Selain kopinya, tempatnya juga cozy. Banyak sofa empuk, ada perpustakaan mini yang bukunya macem-macem dan tentu saja FREE WiFi!!! Plus, ada satu nilai tambah yang cuman saya temuin di cafe ini, owner yang asik diajak ngobrol. Hehehe... setelah beberapa kali ngobrol lewat Ym ama si Abang Tukang Kopi, ternyata jauh lebih enak ngobrol ama orangnya langsung. Dari awalnya ngomongin kopi bisa melebar kemana-mana, bisnis seluler lah, soal komputer lah, ampe soal UU ITE yang bikin beberapa situs di-blok beberapa waktu kemaren. Si abang ini emang up-to-date ampe bisa diajak ngobrol kemana-mana.
Pokonya bener deh, walau mungkin tempatnya rada jauh dari daerah jajahan saya, saya gak ngerasa nyesel dateng kesana. Bisa jadi salah satu tempat nongkrong kalo lagi stress, dan juga kalo lagi butuh tempat buat ngerjain TA. Pokonya, good coffee, good owner, cozy place... it's really a nice place to hangout. Thanx banget deh dulu udah nyasar ke blog saya, jadinya ada supply tempat nongkrong baru :)
"the good thing about caffeine is addictive but also legal"
[thetoomuchcoffeeman]
foto lainnya lihat di sini.
Friday, April 11, 2008
Kalau rindu ini punya nama, sudah ribuan kali ku memanggilnya.
Ingin sekali ku bertemu kau sekarang
Mungkin hanya sekedar memandang dan tersenyum
Hanya saja, mendung tebal selalu ada disana
Secongkak itukah ia?
Teganya ia menghalangiku bersua dengannya...
Oh... sayangku...
Kalau rindu ini punya nama, sudah ribuan kali ku memanggilnya.
Ingin sekali ku bertemu kau sekarang
Mungkin hanya sekedar memandang dan tersenyum
Hanya saja, mendung tebal selalu ada disana
Secongkak itukah ia?
Teganya ia menghalangiku bersua dengannya...
Oh... sayangku...
Kalau rindu ini punya nama, sudah ribuan kali ku memanggilnya.
Thursday, April 10, 2008
DPR sial
"Jadi anggota DPR itu sial... lebih sial lagi kalo istrinya artis"
Itu respon yang keluar sekenanya dari mulut saya saat menonton siaran infotainment dan liputan 6 sekaligus sore ini. Pertama kalinya dalam hidup saya melihat dua jenis siaran berita beda genre ini menyiarkan berita yang isinya sama. Sama disini gak cuman dari headline berita aja, tapi juga ampe pembahasan seluk beluk berita. Berita siapa yang dibahas? tidak lain dan tidak bukan adalah penangkapan KPK terhadap anggota DPR Al Amin Nasution yang sekaligus suami dari penyanyi dangdut Kristina.
Hal yang lucu lagi adalah media mengkait-kaitkan penangkapan ini dengan teguran badan kehormatan DPR atas lirik lagu Slank, Gosip Jalanan, yang nyindir kebiasaan 'ngobyek' anggota DPR. Tepat sehari setelah teguran itu dilayangkan, Al Amin ditangkap dengan tuduhan suap berkaitan dengan UU konversi lahan di Riau. Gila! Ayah saya saja sampai spontan tertawa saat menonton berita ini.
"jadi ceritanya Slank yang bener nih?!?!" begitu komentarnya.
Saya sendiri mau tak mau ikut-ikutan ketawa melihat berita ini. Ada beberapa orang yang mendadak jadi artis gara-gara ini, Ketua KPK dan Ketua badan Kehormatan DPR. Mungkin biasanya wartawan politik yang ngerecokin mereka kemana-mana, sekarang infotainment juga ikut-ikutan. Slank dan Kristina sih sudah jadi artis dari sononya, dan Al Amin Nasution tentu sudah ikut terlibat heboh di infotainment perihal gosip perceraiannya dengan Kristina beberapa waktu lalu (dibahas secara eksklusif di infotainment).
Memang jadi anggota DPR itu sial, kalo gak pinter dan ketauan 'ngobyek' pasti jadi bulan-bulanan media, lebih sial lagi kalo punya istri artis soalnya infotainment juga ikut ngeroyokin. Makanya mending jadi rakyat aja, bisa banyak komentar dengan damai.
Itu respon yang keluar sekenanya dari mulut saya saat menonton siaran infotainment dan liputan 6 sekaligus sore ini. Pertama kalinya dalam hidup saya melihat dua jenis siaran berita beda genre ini menyiarkan berita yang isinya sama. Sama disini gak cuman dari headline berita aja, tapi juga ampe pembahasan seluk beluk berita. Berita siapa yang dibahas? tidak lain dan tidak bukan adalah penangkapan KPK terhadap anggota DPR Al Amin Nasution yang sekaligus suami dari penyanyi dangdut Kristina.
Hal yang lucu lagi adalah media mengkait-kaitkan penangkapan ini dengan teguran badan kehormatan DPR atas lirik lagu Slank, Gosip Jalanan, yang nyindir kebiasaan 'ngobyek' anggota DPR. Tepat sehari setelah teguran itu dilayangkan, Al Amin ditangkap dengan tuduhan suap berkaitan dengan UU konversi lahan di Riau. Gila! Ayah saya saja sampai spontan tertawa saat menonton berita ini.
"jadi ceritanya Slank yang bener nih?!?!" begitu komentarnya.
Saya sendiri mau tak mau ikut-ikutan ketawa melihat berita ini. Ada beberapa orang yang mendadak jadi artis gara-gara ini, Ketua KPK dan Ketua badan Kehormatan DPR. Mungkin biasanya wartawan politik yang ngerecokin mereka kemana-mana, sekarang infotainment juga ikut-ikutan. Slank dan Kristina sih sudah jadi artis dari sononya, dan Al Amin Nasution tentu sudah ikut terlibat heboh di infotainment perihal gosip perceraiannya dengan Kristina beberapa waktu lalu (dibahas secara eksklusif di infotainment).
Memang jadi anggota DPR itu sial, kalo gak pinter dan ketauan 'ngobyek' pasti jadi bulan-bulanan media, lebih sial lagi kalo punya istri artis soalnya infotainment juga ikut ngeroyokin. Makanya mending jadi rakyat aja, bisa banyak komentar dengan damai.
Wednesday, April 9, 2008
Aku ingin membelai wajahmu pagi ini
memberi seulas senyum
sebelum mendung jahanam itu berkunjung
Pagi sudah lewat
matahari masih malas untuk terbangun
Tanganku hanya bertemu ruang kosong
Karena memang kau tak disana, Dimana?
kalau rasa rindu ini bernama
sudah ribuan kali ku memanggilnya
Karena malam kemarin hanya kosong saja
benar-benar tanpa apa-apa
terancam tuli
Bukan gara-gara saya banyak fans yang neriakin saya kemanapun saya pergi, bukan karena saya tinggal di daerah pembangunan yang alat-alatnya super berisik, tapi lebih karena kebiasaan ngedengerin musik lewat earphone. Kalo lagi denger musik, saya paling males ngedenger suara lain yang bisa ngeganggu irama musik yang saya denger. Karena itu kalo denger musik saya selalu pasang volume maksimum, baik saat saya denger lewat speaker atau pake earphone. Saking kerasnya, kadang-kadang temen saya yang duduk 3-4 meter dari saya bisa denger suaranya.
Banyak yang rajin protes ama saya. Katanya : "keras banget put, kecilin deh, entar lu tuli lagi". Dan saya males buat nanggapinnya. Tapi pagi ini, seperti biasa, masuk lab- pasang laptop - pasang earphone - buka winamp dan mulai megerjakan lain-lain, yang berbeda adalah telinga kanan saya rada gak peka. Awalnya saya pikir gara-gara earphone saya rusak sebelah lagi, tapi pas dituker kanan-kiri nya ternyata sama aja. Hmmm... oke...oke saya nyerah, volumenya saya kecilin deh, daripada jadi tuli.
Banyak yang rajin protes ama saya. Katanya : "keras banget put, kecilin deh, entar lu tuli lagi". Dan saya males buat nanggapinnya. Tapi pagi ini, seperti biasa, masuk lab- pasang laptop - pasang earphone - buka winamp dan mulai megerjakan lain-lain, yang berbeda adalah telinga kanan saya rada gak peka. Awalnya saya pikir gara-gara earphone saya rusak sebelah lagi, tapi pas dituker kanan-kiri nya ternyata sama aja. Hmmm... oke...oke saya nyerah, volumenya saya kecilin deh, daripada jadi tuli.
Tuesday, April 8, 2008
Baru pulang nih...
Trend musim sekarang, tiap senin hujan badai. Inget senin minggu lalu dimana hujan turun luarbiasa gede, sampai orang-orang termasuk saya sendiri menyebutnya badai. Sekarang juga gitu. Sialnya, hujannya sekarang kejadiannya dari sore ampe malem. Akibatnya terjebaklah saya di kampus sampai jam 11 malam. Haduh... saya emang gak pernah bisa akur ama hujan, gak suka!!!
Monday, April 7, 2008
Charger laptop saya rusak...
Sedihnya... sudah 3 hari laptopnya gak nyala, kangen berat saya ama video-video yang ada disana, juga novel-novel yang belum dibaca, juga slide kuliah yang baru kerasa sekarang bahwa mereka 'ngangenin' , dan tentu saja TA!!! Selain itu, gara-gara laptop gak bisa nyala, jadinya gak bisa internetan deh. Haaaahhhh... sepi... dunia begitu sepi!!!
Sedihnya... sudah 3 hari laptopnya gak nyala, kangen berat saya ama video-video yang ada disana, juga novel-novel yang belum dibaca, juga slide kuliah yang baru kerasa sekarang bahwa mereka 'ngangenin' , dan tentu saja TA!!! Selain itu, gara-gara laptop gak bisa nyala, jadinya gak bisa internetan deh. Haaaahhhh... sepi... dunia begitu sepi!!!
Thursday, April 3, 2008
Saya sedang stress luarbiasa, lebih karena jadwal padat yang mungkin bisa ditolerir oleh badan tapi tidak oleh pikiran. Untuk menghindari stress berlebih akhirnya banyakin baca buku. Dan akhirnya saya membaca tiga novel bersamaan minggu ini. Negara Kelima, Candi Murca 1, dan Bluest Eye. Saat baca Bluest eye sih gak terlalu kerasa keganggu, soalnya saya tinggal beresin dikit lagi dan tipe ceritanya bener-bener beda dari dua novel lainnya. Yang jadi ribet adalah saat baca Negara Kelima dan Candi Murca bersamaan, karena tipe-nya sama, novel berlatar sejarah. Saat baca dua novel ini ada beberapa bagian yang mirip-mirip, bikin saya pusing dan alur ceritanya di kepala saya bercampur satu sama lain. Buset deh... bingung. Tapi lumayanlah, jadinya saya gak ribet mikirin masalah sendiri.
Subscribe to:
Posts (Atom)