Assalammualaikum wr.wb.
Puput mau ngucapin...
Taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum...
Selamat Idul Fitri 1429 H, mohon maaf lahir dan batin... semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Swt. Dan semoga kita sampai ke Ramadhan selanjutnya...
Yang mudik semoga selamat sampai tujuan... saya mudik dulu ya say... :)
Wassalammualaikum wr.wb.
"a woman must have money and a room of her own if she is to write fiction" - Virginia Woolf
Tuesday, September 30, 2008
Monday, September 29, 2008
Tak perlu diucapkan
Hening sekali. Hanya ada TV yang menyala, menampilkan tayangan tak mutu, gosip tengah hari... dan ini bulan puasa, entah apa yang orang pikirkan dengan bergosip tengah hari, menambah dosa yang mungkin sudah malas untuk dihitung kembali. Pemuda itu duduk di sofa dan memandang kosong ke arah TV, dia seperti tidak sedang memperhatikan isi acara itu. Dia melirik ke jam dinding yang terletak di atas TV.
'sudah sejam lebih', pikirnya.
Pemuda itu memang sedang menunggu, selayaknya ditandakan oleh keinginan berlebih untuk melihat jam. Dan sudah lewat sejam yang ditunggunya itu tak muncul, dia kemudian berdiri, sepertinya memutuskan untuk menyusul. Baru saja dia berbalik, seorang gadis terlihat berjalan ke arah sofa. Gadis itu memakai celana pendek selutut, t-shirt belel longgar, handuk basah masih tertenteng di sebelah tangannya, dan rambut sebahunya masih basah, acak-acakan tak tersisir, seperti baru digosok-dipaksa kering.
Sang pemuda memperhatikan seksama saat gadis itu berjalan lesu dan langsung menjatuhkan diri di sofa. Sang pemuda masih berdiri, memperhatikan wajah si gadis yang sekarang malah bengong. Dia memperhatikan wajah gadis itu. Setahunya si gadis baru selesai mandi, tapi wajahnya malah terlihat kusut, sekusut rambutnya, tak ada tanda-tanda kesegaran sehabis mandi...
'mungkin dia mandi gak pake aer', pikirnya asal. Tapi dia menangkap tanda lain, pelupuk mata gadis itu menghitam, dan agak bengkak. Sang pemuda mengangkat sebelah alisnya, dia kemudian kembali duduk di sofa sebelah si gadis.
"mata kamu bengkak..." katanya singkat sambil melihat ke arah TV. Si gadis tidak menjawab, dia hanya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah TV. Si gadis tidak menaruh perhatian baik pada acara TV di hadapannya, maupun pada pemuda di sebelahnya, dia tetap diam.
Kalau TV punya perasaan, tentu dia sedang pundung sekarang, masalahnya dua orang yang sekarang ada di depannya dan memandang ke arahnya, sama sekali tidak menaruh perhatian sama sekali pada dirinya, padahal dia sudah bicara banyak sekali, gak di-waro itu pasti menyebalkan bukan?! Tapi TV harus menerimanya, masalahnya dua orang itu tak butuh menonton TV, mereka hanya menyalakannya agar ada sedikit suara berisik yang bisa mengisi percakapan pelit di antara mereka berdua.
"kamu dia kamar mandi udah lebih dari sejam, kesimpulan saya, kamu ketiduran atau kamu abis nangis, yang bener yang mana?" tanya pemuda itu lagi. Nada bicaranya ringan, tanpa emosi berarti. Si gadis diam sebentar, mata bengkaknya masih terpaku pada layar TV, kemudian dia mengangkat tanggannya menunjuk angka dua dengan jari, seperti lambang peace yang selalu dipakai turis jepang kalo mereka berfoto. Pemuda itu meliriknya sebentar kemudian menyandarkan diri ke sofa.
"pantes aja kulit kamu item, di kamar mandi malah nangis, bukannya bersihin badan", sang pemuda membalas. Kali ini si gadis terpancing, dia menengok ke arahnya dan melempar pandangan pengen-mati-ya?. Sang pemuda mengacuhkannya. Si gadis kembali mengunci pandangannya pada TV.
"lain kali kalo mau nangis panggil saya aja, daripada diem di kamar mandi, pilek entar... kedinginan", kata pemuda itu kemudian.
"emang udah pilek kok", si gadis membalas dengan suara sengau.
Sang pemuda melirik punggung gadis itu, sedikit tertarik pada nada suaranya dan pada rambut hitam kusut tak tersisirnya. Dia kemudian menarik rambut si gadis, sehingga si gadis terpaksa ikut menyandar agar rambutnya tak terjambak keras.
"tarik bahu aku aja knapa? dasar kasar!" umpat si gadis, masih dengan suara sengau.
Sang pemuda tak peduli.
"depresi tuh gak pantes buat orang yang sebulan lagi wisuda", balasnya.
"aku emang udah depresi dari semenjak lahir, mau diapain lagi", timpal si gadis.
"ya diubah lah... mana ada depresi seumur hidup", balas sang pemuda lagi.
"emangnya gampang" jawab gadis itu lagi.
"manja!" si pemuda memukul pelan kepala si gadis, "kalo gak susah, gak rame"
"kenapa musti rame?", nada suara gadis itu meninggi.
"kalo ga rame gak usah diikutin", sang pemuda masih menjawab santai.
"hidup aku gak rame, berarti aku gak usah hidup aja gitu?"
"ya udah mati aja sana"
"segampang itu?"
"siapa bilang mati gampang?" sang pemuda sekarang menoleh memandang si gadis yang ternyata juga sedang memandang padanya.
Mereka saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya si gadis kembali memandang ke arah TV.
"sama aku gak usah sok filosofis deh..." kata gadis itu.
"sama saya gak usah sok mellow deh..." balas pemuda itu.
Si gadis tertawa singkat.
"gak mau kalah banget sih" katanya.
"jelas, saya kan laki-laki"
si gadis berpikir,'emangnya lelaki harus selalu menang?', tetapi dia terlalu malas untuk mendebatnya akhirnya dia hanya diam.
Mereka berdua kembali membisu, hanya suara TV ribut sendiri tentang gosip selebritis tak penting.
Si gadis tiba-tiba menyandar di bahu sang pemuda, dia menarik sebelah tangan sang pemuda dan memeluknya, sang pemuda hanya mendiamkannya saja.
"hey...", katanya.
"hmmm..." sahut sang pemuda.
"aku gak sendirian kan?" tanya gadis itu.
Sang pemuda diam sebentar, matanya masih terpaku ke layar TV. Kemudian dia menarik tangannya yang dipeluk si gadis, dan melingkarkannya di tubuh gadis itu, menariknya ke pelukannya.
'gak, kamu gak sendirian', jawabnya, tapi hanya dalam pikiran saja, dia tau itu tak perlu diucapkan.
Dan mereka berdua duduk disana, membiarkan acara TV tak penting itu terus berjalan, membiarkan rambut si gadis terus kusut, dan membiarkan t-shirt sang pemuda basah karena ditempeli rambut si gadis yang masih basah. Membiarkan dunia kembali berjalan.
Dia hanya perlu tahu, dia tak sendirian.
'sudah sejam lebih', pikirnya.
Pemuda itu memang sedang menunggu, selayaknya ditandakan oleh keinginan berlebih untuk melihat jam. Dan sudah lewat sejam yang ditunggunya itu tak muncul, dia kemudian berdiri, sepertinya memutuskan untuk menyusul. Baru saja dia berbalik, seorang gadis terlihat berjalan ke arah sofa. Gadis itu memakai celana pendek selutut, t-shirt belel longgar, handuk basah masih tertenteng di sebelah tangannya, dan rambut sebahunya masih basah, acak-acakan tak tersisir, seperti baru digosok-dipaksa kering.
Sang pemuda memperhatikan seksama saat gadis itu berjalan lesu dan langsung menjatuhkan diri di sofa. Sang pemuda masih berdiri, memperhatikan wajah si gadis yang sekarang malah bengong. Dia memperhatikan wajah gadis itu. Setahunya si gadis baru selesai mandi, tapi wajahnya malah terlihat kusut, sekusut rambutnya, tak ada tanda-tanda kesegaran sehabis mandi...
'mungkin dia mandi gak pake aer', pikirnya asal. Tapi dia menangkap tanda lain, pelupuk mata gadis itu menghitam, dan agak bengkak. Sang pemuda mengangkat sebelah alisnya, dia kemudian kembali duduk di sofa sebelah si gadis.
"mata kamu bengkak..." katanya singkat sambil melihat ke arah TV. Si gadis tidak menjawab, dia hanya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah TV. Si gadis tidak menaruh perhatian baik pada acara TV di hadapannya, maupun pada pemuda di sebelahnya, dia tetap diam.
Kalau TV punya perasaan, tentu dia sedang pundung sekarang, masalahnya dua orang yang sekarang ada di depannya dan memandang ke arahnya, sama sekali tidak menaruh perhatian sama sekali pada dirinya, padahal dia sudah bicara banyak sekali, gak di-waro itu pasti menyebalkan bukan?! Tapi TV harus menerimanya, masalahnya dua orang itu tak butuh menonton TV, mereka hanya menyalakannya agar ada sedikit suara berisik yang bisa mengisi percakapan pelit di antara mereka berdua.
"kamu dia kamar mandi udah lebih dari sejam, kesimpulan saya, kamu ketiduran atau kamu abis nangis, yang bener yang mana?" tanya pemuda itu lagi. Nada bicaranya ringan, tanpa emosi berarti. Si gadis diam sebentar, mata bengkaknya masih terpaku pada layar TV, kemudian dia mengangkat tanggannya menunjuk angka dua dengan jari, seperti lambang peace yang selalu dipakai turis jepang kalo mereka berfoto. Pemuda itu meliriknya sebentar kemudian menyandarkan diri ke sofa.
"pantes aja kulit kamu item, di kamar mandi malah nangis, bukannya bersihin badan", sang pemuda membalas. Kali ini si gadis terpancing, dia menengok ke arahnya dan melempar pandangan pengen-mati-ya?. Sang pemuda mengacuhkannya. Si gadis kembali mengunci pandangannya pada TV.
"lain kali kalo mau nangis panggil saya aja, daripada diem di kamar mandi, pilek entar... kedinginan", kata pemuda itu kemudian.
"emang udah pilek kok", si gadis membalas dengan suara sengau.
Sang pemuda melirik punggung gadis itu, sedikit tertarik pada nada suaranya dan pada rambut hitam kusut tak tersisirnya. Dia kemudian menarik rambut si gadis, sehingga si gadis terpaksa ikut menyandar agar rambutnya tak terjambak keras.
"tarik bahu aku aja knapa? dasar kasar!" umpat si gadis, masih dengan suara sengau.
Sang pemuda tak peduli.
"depresi tuh gak pantes buat orang yang sebulan lagi wisuda", balasnya.
"aku emang udah depresi dari semenjak lahir, mau diapain lagi", timpal si gadis.
"ya diubah lah... mana ada depresi seumur hidup", balas sang pemuda lagi.
"emangnya gampang" jawab gadis itu lagi.
"manja!" si pemuda memukul pelan kepala si gadis, "kalo gak susah, gak rame"
"kenapa musti rame?", nada suara gadis itu meninggi.
"kalo ga rame gak usah diikutin", sang pemuda masih menjawab santai.
"hidup aku gak rame, berarti aku gak usah hidup aja gitu?"
"ya udah mati aja sana"
"segampang itu?"
"siapa bilang mati gampang?" sang pemuda sekarang menoleh memandang si gadis yang ternyata juga sedang memandang padanya.
Mereka saling pandang beberapa saat sebelum akhirnya si gadis kembali memandang ke arah TV.
"sama aku gak usah sok filosofis deh..." kata gadis itu.
"sama saya gak usah sok mellow deh..." balas pemuda itu.
Si gadis tertawa singkat.
"gak mau kalah banget sih" katanya.
"jelas, saya kan laki-laki"
si gadis berpikir,'emangnya lelaki harus selalu menang?', tetapi dia terlalu malas untuk mendebatnya akhirnya dia hanya diam.
Mereka berdua kembali membisu, hanya suara TV ribut sendiri tentang gosip selebritis tak penting.
Si gadis tiba-tiba menyandar di bahu sang pemuda, dia menarik sebelah tangan sang pemuda dan memeluknya, sang pemuda hanya mendiamkannya saja.
"hey...", katanya.
"hmmm..." sahut sang pemuda.
"aku gak sendirian kan?" tanya gadis itu.
Sang pemuda diam sebentar, matanya masih terpaku ke layar TV. Kemudian dia menarik tangannya yang dipeluk si gadis, dan melingkarkannya di tubuh gadis itu, menariknya ke pelukannya.
'gak, kamu gak sendirian', jawabnya, tapi hanya dalam pikiran saja, dia tau itu tak perlu diucapkan.
Dan mereka berdua duduk disana, membiarkan acara TV tak penting itu terus berjalan, membiarkan rambut si gadis terus kusut, dan membiarkan t-shirt sang pemuda basah karena ditempeli rambut si gadis yang masih basah. Membiarkan dunia kembali berjalan.
Dia hanya perlu tahu, dia tak sendirian.
Thursday, September 25, 2008
Wednesday, September 24, 2008
Monday, September 22, 2008
Sedikit curhat, mengharap solusi
Saya lagi kesel ama satu orang. Sebenernya ini adalah kekesalan langganan, alias pasti berulang setiap kali saya ngobrol dengan orang tersebut.
Begini, ada satu orang yang saya kenal dan notabene lebih senior dibandingkan saya. Si orang ini orang yang pada dasarnya cukup punya potensi, isi pembicaraannya gak kosong dan pandangannya pun cukup luas. Yang saya geuleuhkan adalah DIA SELALU MENYITIR ASUMSI ATAU PENDAPAT PRIBADI SEBAGAI FAKTA YANG TERKESAN MUTLAK KEBENARANNYA. Mengapa perlu saya capslock kalimat itu, karena yang saya tahu begini : anak SD aja udah diajarin gimana membedakan pendapat ama fakta lewat pelajaran bahasa indonesia, lantas mengapa beliau yang bertitel sarjana gak bisa membedakannya dengan tepat? apa beliau tidak lulus SD? atau nilai bahasa indonesianya jelek banget?
Bagaimana saya tahu kalau dia menyitir pendapat pribadinya sebagai fakta? karena saya tahu dia tidak men-cek dan ricek apa yang dia kemukankan tersebut. Saya wara-wiri di sekitar objek yang dibicarakan lebih lama, berinteraksi dengan hal tersebut lebih intens dan lebih lama, walaupun begitu, saya tak pernah menyebutkan pandangan saya terhadap objek tersebut secara yakin sebagai fakta. Sekarang, ada orang yang tiba-tiba mengajukan satu pendapat, tanpa dasar, tanpa pengamatan, hanya berdasarkan asumsi setahun atau dua tahun kemarin, memaksakan itu sebagai DATA untuk hari ini, detik ini, mana bisa saya terima!!!
Haaahhh... saya merasa kesal, sebel dan gemes ama orang ini. Kesal karena dia main justifikasi sembarangan, sebel karena sebenarnya saya tahu orang ini gak terlalu banyak tahu, dan gemes karena pada dasarnya saya tahu dia punya kapabilitas untuk menilai dengan lebih baik.
Kalo saya pikir kembali ada satu penyebab kenapa orang dengan kemampuan seperti beliau bisa terseret ke perilaku sok tau macam gitu: dia udah lama menghilang dari peredaran, tapi tetep pengen eksis diantara orang-orang yang masih beredar! Kenapa saya yakin dengan alasan ini? karena kadang saya pun terjebak dalam situasi seperti itu. Keinginan dan kebutuhan untuk tetap eksis memang terkadang menjerumuskan kita pada taraf manusia sok tau, itu wajar bagi setiap orang. Tapi ke-'wajar'-an inu wajarnya terjadi sekali atau dua kali, kalo tiap kali ngomong atau diajak diskusi kelakuannya kayak gitu, itu mah emang orangnya sok tau beneran!
Haduh, saya bingung sebenernya ngasih tau orangnya, karena dia itu tipe manusia yang selalu pake kacamata kuda kalo soal nilai-menilai, bagus-gak-bagus. Dan kenyataan bahwa dia senior saya semakin menyulitkan posisi saya untuk memberikan masukan padanya, pasalnya dia menanggap level saya ada di bawah dia, dan akan sulit buat ngomong ke orang yang udah ngerasa posisinya lebih tinggi dari orang lain, orang kayak gitu kebanyakan 'ngerasa' daripada 'ngeliat' jadi gak tau mana kenyataan dan mana impian. Haaahhhh... sulit, akhirnya saya cuman bisa ngeluh kayak gini. Saya bener-bener berharap dia dapat memperbaiki diri, lebar soalnya kalo orang yang se-oke dia terpuruk karena ego sendiri, orang oke udah susah dicari sekarang.
Begini, ada satu orang yang saya kenal dan notabene lebih senior dibandingkan saya. Si orang ini orang yang pada dasarnya cukup punya potensi, isi pembicaraannya gak kosong dan pandangannya pun cukup luas. Yang saya geuleuhkan adalah DIA SELALU MENYITIR ASUMSI ATAU PENDAPAT PRIBADI SEBAGAI FAKTA YANG TERKESAN MUTLAK KEBENARANNYA. Mengapa perlu saya capslock kalimat itu, karena yang saya tahu begini : anak SD aja udah diajarin gimana membedakan pendapat ama fakta lewat pelajaran bahasa indonesia, lantas mengapa beliau yang bertitel sarjana gak bisa membedakannya dengan tepat? apa beliau tidak lulus SD? atau nilai bahasa indonesianya jelek banget?
Bagaimana saya tahu kalau dia menyitir pendapat pribadinya sebagai fakta? karena saya tahu dia tidak men-cek dan ricek apa yang dia kemukankan tersebut. Saya wara-wiri di sekitar objek yang dibicarakan lebih lama, berinteraksi dengan hal tersebut lebih intens dan lebih lama, walaupun begitu, saya tak pernah menyebutkan pandangan saya terhadap objek tersebut secara yakin sebagai fakta. Sekarang, ada orang yang tiba-tiba mengajukan satu pendapat, tanpa dasar, tanpa pengamatan, hanya berdasarkan asumsi setahun atau dua tahun kemarin, memaksakan itu sebagai DATA untuk hari ini, detik ini, mana bisa saya terima!!!
Haaahhh... saya merasa kesal, sebel dan gemes ama orang ini. Kesal karena dia main justifikasi sembarangan, sebel karena sebenarnya saya tahu orang ini gak terlalu banyak tahu, dan gemes karena pada dasarnya saya tahu dia punya kapabilitas untuk menilai dengan lebih baik.
Kalo saya pikir kembali ada satu penyebab kenapa orang dengan kemampuan seperti beliau bisa terseret ke perilaku sok tau macam gitu: dia udah lama menghilang dari peredaran, tapi tetep pengen eksis diantara orang-orang yang masih beredar! Kenapa saya yakin dengan alasan ini? karena kadang saya pun terjebak dalam situasi seperti itu. Keinginan dan kebutuhan untuk tetap eksis memang terkadang menjerumuskan kita pada taraf manusia sok tau, itu wajar bagi setiap orang. Tapi ke-'wajar'-an inu wajarnya terjadi sekali atau dua kali, kalo tiap kali ngomong atau diajak diskusi kelakuannya kayak gitu, itu mah emang orangnya sok tau beneran!
Haduh, saya bingung sebenernya ngasih tau orangnya, karena dia itu tipe manusia yang selalu pake kacamata kuda kalo soal nilai-menilai, bagus-gak-bagus. Dan kenyataan bahwa dia senior saya semakin menyulitkan posisi saya untuk memberikan masukan padanya, pasalnya dia menanggap level saya ada di bawah dia, dan akan sulit buat ngomong ke orang yang udah ngerasa posisinya lebih tinggi dari orang lain, orang kayak gitu kebanyakan 'ngerasa' daripada 'ngeliat' jadi gak tau mana kenyataan dan mana impian. Haaahhhh... sulit, akhirnya saya cuman bisa ngeluh kayak gini. Saya bener-bener berharap dia dapat memperbaiki diri, lebar soalnya kalo orang yang se-oke dia terpuruk karena ego sendiri, orang oke udah susah dicari sekarang.
Sunday, September 21, 2008
Thursday, September 18, 2008
"ya baik, Saudara Puput Pratiwi Hidayat dinyatakan lulus dengan predikat baik"
Tapi masih belum bisa santai-santai. Masih ada revisi draft, masih ada persiapan ngelamar kerja, masih ada persiapan aplikasi S2, masih ada les nyetir, masih ada benerin bahasa inggris, masih ada buku bahasa belanda yang belum kesentuh-sentuh, masih banyak yang harus dilakukan, gak ada yang namanya males-malesan.
YOSH! PUPUT PRATIWI HIDAYAT... FIGHTING!!!
Tuesday, September 16, 2008
Hari pertama pembukaan kelas baru di sekolah SD Muhammadiyah menjadi sangat menegangkan bagi dua guru, Muslimah (Cut Mini) dan Pak Harfan (Ikranagara), serta 9 orang murid yang menunggu di sekolah yang terletak di desa Gantong, Belitong. Sebab kalau tidak mencapai 10 murid, sekolah akan ditutup. Tapi hari itu seorang murid istimewa bernama Harun menyelamatkan mereka. Kesepuluh murid yang kemudian diberi nama Laskar Pelangi oleh Bu Mus, menjalin kisah tak terlupakan. Lima tahun bersama, dengan keunikan dan keistimewaannya masing masing, mereka berjuang untuk terus bisa sekolah. Adaptasi film dari novel fenomenal karya Andrea Hirata ini dipenuhi kisah tentang tantangan kalangan pinggiran dan kisah penuh haru tentang perjuangan hidup menggapai mimpi, serta keindahan persahabatan yang menyelamatkan hidup manusia, dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi salah satu pulau terkaya di Indonesia.
YAAAYYYY... Laskar pelangi udah masuk daftar Coming Soon di Blitz Megaplex.
Hehehe... saya tersenyum lebar. Meski saya bukan penggemar berat sutradaranya, jelas saya penggemar novel dan penulis novelnya. Semoga saya sudah dalam status 'tinggal disahkan jadi sarjana' saat film ini rilis :D.
Monday, September 15, 2008
Drupadi
Dian Sastro akan tampil lewat satu film baru, Drupadi. Disutradai Riri Riza, diproduseri oleh Mira Lesmana, Wisnu Darmawan dan Dian Sastro sendiri. Film ini digemborkan sebagai "Sebuah film kolaborasi seni peran, musik dan tari". Waw, menarik, saya penasaran. Tapi terlebih dahulu saya ingin mengetengahkan plus dan minus dari versi saya
PLUS
- Cerita ini diangkat dari epik Mahabharata, yang sumpah setengah mati saya suka, uniknya, sudut pandang cerita difokuskan pada Drupadi, Pancali... istri dari kelima Pandawa, dan saya tambah senang karena akhirnya bisa melihat satu cerita dari sisi perempuan.
- Dari snapshot foto-foto di blognya Dian Sastro, saya ngeliat beberapa adegan yang saya suka. Saya suka nonton akting orang, saya suka denger musik dan saya suka nonton tari, akan luarbiasa kalo semua itu bisa dirangkum di satu film.
- Ada Butet Kertarajasa berperan sebagai sengkuni, pantas dinantikan.
- Ada Bagong Kusudiardja sebagai Co-produser, dan penari yang berperan disini adalah bagian dari padepokan seninya.
- Ada Djaduk Ferianto sebagai penata musik, kurang apa lagi coba???
- Akhirnya ada film Indonesia yang rada kolosal. Hehehe... film kolosal terakhir kita apa ya??? Pernah bikin emang?? Eh 'Tutur Tinular' ama 'Pelangi di langit Majapahit' itu masuk film kolosal gak? soalnya itu keren! Film silat terakhir yang keren! Dan saya belajar sejarah Majapahit dari film ini, berhubung buku sejarah SMP membosankan sekali.
MINUS
- Arjunanya itu Nicholas Saputra, entahlah... buat saya muka dia itu emang cocoknya jadi Rangga aja (pas dia jadi Gie juga saya gak suka), eh... pas jadi Joni dia lumayan deng. Berarti Nico itu pantesnya jadi orang judes banget atau rada bego :D *piss ah*
- Sutradaranya Riri Riza. Saya tahu Riri Riza adalah sutradara hebat, tapi dari seluruh karyanya gak pernah ada satu pun yang bener-bener saya suka. Saya masih kecewa dengan hasil yang ditampilkannya lewat Gie. Dan saya juga masih rada kesel karena dia yang menggarap Laskar Pelangi (sebelumnya saya berdoa supaya yang bikin bakal Garin). Laskar Pelangi belum rilis, dan Drupadi juga belum rilis, semoga dua film ini bisa mengobati kekecewaan saya.
- Entah kenapa gak ada tokoh Krisna. Mungkin ini cerita sampai acara main dadu aja ya... gak ampe perang kurusetra, tapi kan harusnya Krisna udah muncul dari awal-awal??? Mahabharata tanpa Krisna, entah bakal kayak apa jadinya.
- Kayaknya yang bakal ditampilin itu lebih ke versi jawanya. Saya gak tau sejauh apa bedanya dengan versi Indianya, tapi semoga gak jauh-jauh amat, soalnya yang saya tau dan saya suka itu versi indianya.
Oke, segitu dari saya. Film ini bakal dirilis pas JIFFEST Desember nanti. Hoho... semoga saya bisa nonton langsung ke Jakarta sana. Yup, mari kita nantikan film ini.
Sunday, September 14, 2008
Sex and the City
Jadwal sidang saya udah keluar say... Kamis, 18 September 2008, jam 16.00-17.00. Dan berhubung sidang elektro itu cuman 2 hari, tanggal 17-18 September, otomatis sidang saya termasuk sidang terakhir. Haduh... semoga saya gak keburu gila gara-gara nunggunya.
Setelah ngumpulin draft tanggal 11 kemaren, saya gak produktif selama dua hari. Mungkin efek dari gak tidur bener buat beberapa hari, dan ketidak sabaran saya untuk nonton beberapa film yang baru di donlot. Dan parahnya saya donlot banyak film setelah ngumpulin draft kamis lalu. The Dark Knight, Iron Man, Sex and the City: The Movie, Tarix Jabrix, Radit dan Jani, dan episode kedua Gossip Girl season 2, nonton lah jadinya...
Dari jalan-jalan gak penting Dita sebelum pindahan ke Jakarta dulu, saya dapet info kalau Sex and the City rame. Penasaran, saya tungguin filmnya keluar di bioskop Bandung, dan parahnya sampai sekarang belum keluar. Sekarang, setelah saya dapet donlotannya dan saya nonton, saya setuju, film ini rame.
Dari film ini bisa diliat kalo yang nge-geng itu gak cuman anak sekolahan dan kuliahan, ibu-ibu dan tante-tante umur 40-50an juga bisa punya geng sendiri. Saya jadi mikir, kira-kira gimana ya saya entar pas umur 40 tahun...
Saya suka hampir setiap bagian dari film ini, cerita, karakter, setting, wardrobe... aduh sumpah deh. Saya pernah liat liputan di E! soal wardrobenya SaTC, dan isinya itu kayaknya harganya udah sama kayak isi showroom mobil. Ada satu bagian yang saya suka banget, pas Carrie Bradshaw di foto buat feature majalah Vogue. Dia pake gaun pengantin dari beberapa designer, mulai dari Vera Wang, Cristian Lacroix, Oscar De La renta, Carolina Hererra, Dior, juga Vivienne Westwood. Meskipun yang kemudian dipake di pernikahannya itu gaun Vivienne Westwood, dan saya penggemar vivienne, buat saya yang paling oke itu gaunnya Carolina Hererra, sayang saya gak bisa nemu gambar utuhnya tu gaun.
Ngomongin SaTC pasti gak jauh-jauh dari ngomongin sendal & sepatu. Untuk masalah persepatuan, saya nge-fans banget ama Sarah Jessica Parker, dia bener-bener punya skill yang oke buat make semua high heels itu. Buat saya, yang pake flat-sandal aja suka tijalikeuh, Sarah Jessica Parker itu jenius banget, bayangin... sendal rumahnya aja pake heels! Kalo saya sih di rumah nyeker... :D Sendal cucuk ikan yang saya pernah bahas di postingan ini, muncul di film ini. Hahaha... ternyata ada juga yang mau pake sendal itu.
Film ini bener-bener nyeritain kehidupan cewek modern di usia 40annya. Saat masa nyari-nyari sudah beres, saat hidup udah mulai settle dan saat pertemanan udah gak se-hampang ngegosip dan nyari cowok. Yup, saya suka film ini.
"Maybe some labels are best left in the closet. Maybe when we label people; bride, groom, husband, wife,married, single, we forget to look pass the label to the person. And there, in the same city where they met as girls, 4 new york women enter the next phase of their life, dress head to toe, in love. And that's the one label that never goes out of style"
[Carrie Bradshaw - Sex and the City]
Setelah ngumpulin draft tanggal 11 kemaren, saya gak produktif selama dua hari. Mungkin efek dari gak tidur bener buat beberapa hari, dan ketidak sabaran saya untuk nonton beberapa film yang baru di donlot. Dan parahnya saya donlot banyak film setelah ngumpulin draft kamis lalu. The Dark Knight, Iron Man, Sex and the City: The Movie, Tarix Jabrix, Radit dan Jani, dan episode kedua Gossip Girl season 2, nonton lah jadinya...
Dari jalan-jalan gak penting Dita sebelum pindahan ke Jakarta dulu, saya dapet info kalau Sex and the City rame. Penasaran, saya tungguin filmnya keluar di bioskop Bandung, dan parahnya sampai sekarang belum keluar. Sekarang, setelah saya dapet donlotannya dan saya nonton, saya setuju, film ini rame.
Dari film ini bisa diliat kalo yang nge-geng itu gak cuman anak sekolahan dan kuliahan, ibu-ibu dan tante-tante umur 40-50an juga bisa punya geng sendiri. Saya jadi mikir, kira-kira gimana ya saya entar pas umur 40 tahun...
Saya suka hampir setiap bagian dari film ini, cerita, karakter, setting, wardrobe... aduh sumpah deh. Saya pernah liat liputan di E! soal wardrobenya SaTC, dan isinya itu kayaknya harganya udah sama kayak isi showroom mobil. Ada satu bagian yang saya suka banget, pas Carrie Bradshaw di foto buat feature majalah Vogue. Dia pake gaun pengantin dari beberapa designer, mulai dari Vera Wang, Cristian Lacroix, Oscar De La renta, Carolina Hererra, Dior, juga Vivienne Westwood. Meskipun yang kemudian dipake di pernikahannya itu gaun Vivienne Westwood, dan saya penggemar vivienne, buat saya yang paling oke itu gaunnya Carolina Hererra, sayang saya gak bisa nemu gambar utuhnya tu gaun.
Ngomongin SaTC pasti gak jauh-jauh dari ngomongin sendal & sepatu. Untuk masalah persepatuan, saya nge-fans banget ama Sarah Jessica Parker, dia bener-bener punya skill yang oke buat make semua high heels itu. Buat saya, yang pake flat-sandal aja suka tijalikeuh, Sarah Jessica Parker itu jenius banget, bayangin... sendal rumahnya aja pake heels! Kalo saya sih di rumah nyeker... :D Sendal cucuk ikan yang saya pernah bahas di postingan ini, muncul di film ini. Hahaha... ternyata ada juga yang mau pake sendal itu.
Film ini bener-bener nyeritain kehidupan cewek modern di usia 40annya. Saat masa nyari-nyari sudah beres, saat hidup udah mulai settle dan saat pertemanan udah gak se-hampang ngegosip dan nyari cowok. Yup, saya suka film ini.
"Maybe some labels are best left in the closet. Maybe when we label people; bride, groom, husband, wife,married, single, we forget to look pass the label to the person. And there, in the same city where they met as girls, 4 new york women enter the next phase of their life, dress head to toe, in love. And that's the one label that never goes out of style"
[Carrie Bradshaw - Sex and the City]
Monday, September 8, 2008
Manusia Millenium
Saya adalah Manusia Millenium. Sekali kenal internet, langsung nyandu. Hampir tiap hari online, hampir tiap hari browsing dan berusaha tiap hari nge-update blog.
Saya si Manusia Millenium sudah sering nyasar kemana-mana di internet. Dari mulai situs kuliah ampe youtube yang isinya dong bang shin ki. Bikin account di mana-mana, dari mulai milis A, milis B, blog A, blog B, aplikasi A, aplikasi B, semua dibikin... dan akhirnya gak keurus.
Selama setahun terakhir, saya si Manusia Millenium berusaha membenahi per-internetan. Browsing rutin dipadatkan menjadi beberapa situs saja, email aktif pun hanya jadi satu saja, blog yang di update pun cuman jadi satu saja. Friendster dianggurkan, multiply pun main import-import aja, Livejournal dilupakan keberadaannya. Dan saya si Manusia Millenium pun merasa kehidupan internetnya lebih tertata.
Tapi, internet adalah dimensi mahadasyat. Ternyata Manusia Millenium itu bukan cuman si saya, ada banyak lainnya, dan parahnya mereka mulai melakukannya dengan lebih canggih. Lewat GPRS (semenjak GPRS indosat murah), bahkan lewat Blackberry, sedang saya si Manusia Millenium masih menggunakan laptop dan meringkuk di kamar bersama layanan speedy yang mulai lewat kuota tiap bulannya. Godaan bagi saya si Manusia Millenium pun muncul.
Pindah blog ke wordpress, bikin account Facebook dan myspace, dan terakhir bikin account Plurk, adalah beberapa di antaranya. Soal wordpress, bisa dikesampingkan, blog kan yang penting di update, bukan bikinnya dimana. Myspace saya gak minat. Plurk... untungnya saya si Manusia Millenium hanya bisa online lewat laptop, jadi nampak cukup sulit untuk bikin yang ini jalan. Tapi Facebook adalah godaan terbesar. Saat game Word Challenge terlihat menyenangkan, saya hampir menyerah pada Facebook, tapi akhirnya berhasil ditahan. Sekarang, saat semua orang sharing foto lewat Facebook, ngilerlah saya si Manusia Millenium untuk buat Facebook. Nampak kalimat, "entar di tag ya", terdengar sangat indah di telinga. Haduh, saya si Manusia Millenium benar-benar mengalami godaan besar. Tapi tidak, saya musti tahan.
Saya si Manusia Millenium memang banci nge-net, tapi gak mau dibanci-banciin ama internet. Cukup blog, browsing, YM dan email. Itu sudah cukup buat saya si Manusia Millenium. Dan kalau saya ditanya di wawancara kerja, "Anda siap ditempatkan dimana saja di wilayah operasional kami?", saya akan menjawab, "saya siap ditempakan di manapun asal ada internet kecepatan tinggi!", karena saya adalah Manusia Millenium.
- masih demam supernova-petir :D-
Saya si Manusia Millenium sudah sering nyasar kemana-mana di internet. Dari mulai situs kuliah ampe youtube yang isinya dong bang shin ki. Bikin account di mana-mana, dari mulai milis A, milis B, blog A, blog B, aplikasi A, aplikasi B, semua dibikin... dan akhirnya gak keurus.
Selama setahun terakhir, saya si Manusia Millenium berusaha membenahi per-internetan. Browsing rutin dipadatkan menjadi beberapa situs saja, email aktif pun hanya jadi satu saja, blog yang di update pun cuman jadi satu saja. Friendster dianggurkan, multiply pun main import-import aja, Livejournal dilupakan keberadaannya. Dan saya si Manusia Millenium pun merasa kehidupan internetnya lebih tertata.
Tapi, internet adalah dimensi mahadasyat. Ternyata Manusia Millenium itu bukan cuman si saya, ada banyak lainnya, dan parahnya mereka mulai melakukannya dengan lebih canggih. Lewat GPRS (semenjak GPRS indosat murah), bahkan lewat Blackberry, sedang saya si Manusia Millenium masih menggunakan laptop dan meringkuk di kamar bersama layanan speedy yang mulai lewat kuota tiap bulannya. Godaan bagi saya si Manusia Millenium pun muncul.
Pindah blog ke wordpress, bikin account Facebook dan myspace, dan terakhir bikin account Plurk, adalah beberapa di antaranya. Soal wordpress, bisa dikesampingkan, blog kan yang penting di update, bukan bikinnya dimana. Myspace saya gak minat. Plurk... untungnya saya si Manusia Millenium hanya bisa online lewat laptop, jadi nampak cukup sulit untuk bikin yang ini jalan. Tapi Facebook adalah godaan terbesar. Saat game Word Challenge terlihat menyenangkan, saya hampir menyerah pada Facebook, tapi akhirnya berhasil ditahan. Sekarang, saat semua orang sharing foto lewat Facebook, ngilerlah saya si Manusia Millenium untuk buat Facebook. Nampak kalimat, "entar di tag ya", terdengar sangat indah di telinga. Haduh, saya si Manusia Millenium benar-benar mengalami godaan besar. Tapi tidak, saya musti tahan.
Saya si Manusia Millenium memang banci nge-net, tapi gak mau dibanci-banciin ama internet. Cukup blog, browsing, YM dan email. Itu sudah cukup buat saya si Manusia Millenium. Dan kalau saya ditanya di wawancara kerja, "Anda siap ditempatkan dimana saja di wilayah operasional kami?", saya akan menjawab, "saya siap ditempakan di manapun asal ada internet kecepatan tinggi!", karena saya adalah Manusia Millenium.
- masih demam supernova-petir :D-
Sunday, September 7, 2008
Supernova Petir
Saya kembali minjem Supernova-Petir. Entah sudah yang keberapa kalinya saya baca. Alasan saya minjem sekarang? saya lagi pengen ketawa. Dan berhubung akhir-akhir ini saya diem di rumah dan cuman beredar dari depan laptop ke depan TV dan meja makan, ya udah, saya cuman bisa ketawa mengandalkan buku dan TV. Acara TV isinya sudah gak mutu, maka sudah saatnya beralih ke buku. Walaupun saya sudah berkali-kali baca buku ini, saya tetep ketawa gara-gara lelucon yang sama.
Hehehe... saya suka banget buku ini. Saya gak suka seri supernova yang pertama, dan sedikit bingung ama yang kedua, yang beneran saya suka cuman yang seri ketiga ini... entah yang selanjutnya. Kapan ya terbitnya???
Yang saya suka...
"Alam tidak pernah berhenti membersihkan diri. Dan kalau kamu sadar bahwa kita sepenuhnya bercermin pada alam, kamu bisa lebih mengenali diri kamu sendiri. Setiap orang punya potensi dalam dirinya, Elektra. Setiap orang sudah memilih peran uniknya masing-masing sebelum mereka terlahirkan ke dunia. Tapi, setiap orang juga dibuat lupa terlebih dulu. Itulah rahasia terbesar hidup. Nah, alangkah indahnya, kalau kita bisa mengingat pilihan kita secepat mungkin, lalu hidup bagai hujan. Turun, menguap, ada. Tanpa beban apa-apa"
[Ibu Sati kepada Elektra - Supernova Petir]
Hehehe... saya suka banget buku ini. Saya gak suka seri supernova yang pertama, dan sedikit bingung ama yang kedua, yang beneran saya suka cuman yang seri ketiga ini... entah yang selanjutnya. Kapan ya terbitnya???
Yang saya suka...
- Latarnya di bandung, kejadian-kejadiannya bernuansa Bandung, guyonannya juga banyak yang Bandung banget.
- Elektra Wijaya. Cewek, gak pinter-pinter amat, kadang irasional dan gak logis, tapi juga logis banget, anak bungsu, sayang ama bokapnya, hobi tidur siang, pemalas, internet mania, tapinya asik banget :D
- Tony a.k.a Mpret, si hacker, cowok dekil, kadang sarkas, tapi bisa diandalkan di setiap keadaan... dan takut ama badut... hahaha...
- Bong si anak punk muncul kembali!!! Satu-satunya tokoh yang berbekas buat gw dari Supernova-Akar.
- Elektra pop.... gimanaaaa gitu... :p
- Plot-nya ringan, gak seberat dua buku sebelumnya... cara tuturnya pun lebih santai, oke lah.
- Dee bisa bikin guyonan yang menyangkut agama dan ras, tapi gak kerasa menyinggung, suka deh...
- Baca buku ini bisa ngilangin stress... buat saya ya... entah buat orang lain... hihihi...
"Alam tidak pernah berhenti membersihkan diri. Dan kalau kamu sadar bahwa kita sepenuhnya bercermin pada alam, kamu bisa lebih mengenali diri kamu sendiri. Setiap orang punya potensi dalam dirinya, Elektra. Setiap orang sudah memilih peran uniknya masing-masing sebelum mereka terlahirkan ke dunia. Tapi, setiap orang juga dibuat lupa terlebih dulu. Itulah rahasia terbesar hidup. Nah, alangkah indahnya, kalau kita bisa mengingat pilihan kita secepat mungkin, lalu hidup bagai hujan. Turun, menguap, ada. Tanpa beban apa-apa"
[Ibu Sati kepada Elektra - Supernova Petir]
Friday, September 5, 2008
"gw tetep kagum ama beras, gak terpengaruh trend, dari dulu ampe entah kapan nantinya, beras tetep dibutuhin, smeua orang butuh beras"
[kutipan dialog dengan sedikit atau banyak nyeleneh kata dari sinetron Para Pencari Tuhan jilid 2]
Setelah denger kalimat itu di PPT 2, dilanjutin ke Metro TV tentang berita petani-petani padi yang nuntut ganti rugi ke pemerintah gara-gara padi varietas 'unggul' yang dikasih pemerintah malah bikin mereka rugi.
Haduh ya tolong, buat staf ahli presiden, tolong diuji bener-bener soal semua hal yang diajuin ke situ. Dari mulai 'blue energy'-lah, padi varietas 'unggul' lah, emang kementrian risetnya kerjanya apa sih??? Masa ngedatangin ahli buat penelitian aja gak bisa. Metro aja bisa ngedatengin ahli padi dari IPB buat ngebahas tu varietas padi, terus ya pak menteri, bukannya bapak itu mantan rektor dari institut yang bisa dibilang isinya banyak tenaga ahli di berbagai bidang? kenapa gak dimanfaatin aja? bikin malu aja ni pak menteri. Atau emang presidennya yang pengen gegayaan aja???
Ah, sudahlah... Yang jelas kalo presiden sekarang nyalonin diri lagi, saya pastikan saya gak akan nyoblos dia. Hahaha... dulu saya belum punya hak pilih, sekarang udah punya, dan saya sangat menunggu-nunggu pemilu presiden selanjutnya.
[kutipan dialog dengan sedikit atau banyak nyeleneh kata dari sinetron Para Pencari Tuhan jilid 2]
Setelah denger kalimat itu di PPT 2, dilanjutin ke Metro TV tentang berita petani-petani padi yang nuntut ganti rugi ke pemerintah gara-gara padi varietas 'unggul' yang dikasih pemerintah malah bikin mereka rugi.
Haduh ya tolong, buat staf ahli presiden, tolong diuji bener-bener soal semua hal yang diajuin ke situ. Dari mulai 'blue energy'-lah, padi varietas 'unggul' lah, emang kementrian risetnya kerjanya apa sih??? Masa ngedatangin ahli buat penelitian aja gak bisa. Metro aja bisa ngedatengin ahli padi dari IPB buat ngebahas tu varietas padi, terus ya pak menteri, bukannya bapak itu mantan rektor dari institut yang bisa dibilang isinya banyak tenaga ahli di berbagai bidang? kenapa gak dimanfaatin aja? bikin malu aja ni pak menteri. Atau emang presidennya yang pengen gegayaan aja???
Ah, sudahlah... Yang jelas kalo presiden sekarang nyalonin diri lagi, saya pastikan saya gak akan nyoblos dia. Hahaha... dulu saya belum punya hak pilih, sekarang udah punya, dan saya sangat menunggu-nunggu pemilu presiden selanjutnya.
Wednesday, September 3, 2008
Siang ini... sampai sore...
Sudah dua kali ganti cartridge dan masih aja nyeleneh hasil print-nya, ni printer beneran ngajak gw berantem deh. Lirik jam, jam 2 lebih dikit. Ya Tuhan... Akhirnya gw bongkar lagi printernya, dikeluarin lagi cartridgenya dan ditetesin lagi tinta. Pasang lagi, dan mulai print ulang, satu halaman buruk tapi ternyata sudah bagus untuk halaman selanjutnya. Pliss deh, kalo butuh 12 lembar kertas untuk test print, sama aja ngerugiin!!!
Print semua, bolak-balik, gw udah rugi banyak kertas, 54 halaman, sip...bisa ditinggal. Lari ke bawah, masuk WC, ambil air wudhu dan sholat dzuhur. Yup, gw baru sholat dzuhur jam 2, bulan ramadhan pula... betapa gw rugi besar! Selesai sholat, ngebalik hasil print-an halaman ganjil sebelumnya, ngelanjutin print halaman genap. Nyambar jilbab seadanya, dipake seadanya, yang penting rapi. PRINT SELESAI! oke...oke... musti kita apain?? di jetrek aja?? atau pake jepitan kertas?? DI JETREK aja!
'trek...', buset dah gak kuat hekternya, ya udah dijepit juga biar gak lepas-lepas. Dimana pula tu jepitan??? oya, di tas laptop bareng draft yang lama. Diambil, dan dijepitlah tu kertas. Yup, draft pertama selesai. Lirik jam, setengah tiga. Ngampus gak ya??? emang pembimbing gw ada di kampus jam segini?? Haaahhh... hajar aja. Pergilah ke kampus.
Nyampe kampus, langsung jalan ke radar. Sempet lewat LSS dulu dan ketemu beberapa 2006 yang kayaknya lagi pada ngomongin pementasan. Si Poi dan kawan-kawan nampak sudah mulai bertugas sebagai sarpen baru, hehehe... semangat ya bu! Hai-hai-an bentar dan langsung ke radar. Nyampe sana, seperti biasa, sepi! Ngelirik ruangan pembimbing, pintunya kebuka dikit, lirik ke dalem, ada! Yeee... ngetok bentar dan akhirnya masuk. Mulai deg-deg-an... dan ternyata...
gw : ini pak, saya sudah mengerjakan draft awalnya, silakan bapak periksa.
pembimbing : oh, ok saya periksa, tadi juga ada yang kasih saya draft.
gw : gini pak, tapi saya gak masukin analisi BER-nya, soalnya kemaren saya cobain tapi hasilnya aneh gitu pak, jadi akhirnya gak saya masukin.
pembimbing : lho, bagaimana dinilainya kalo gak ada BER?
gw : ya saya pikir saya membandingkannya lewat perilaku SIR ama daya transmitnya aja pak
pembimbing : iya, tapi kan dalam pembuktian ilmiah perlu ada angka pasti yang bisa diliat, bukan berdasarkan asumsi saja, kalo membandingkan SIR saja kan anda tidak bisa bilang itu sama atau tidak.
-dalam hati- iya pak saya tau, tapi saya mentok simulasinya!
gw : iya pak say amengerti, tapi kemarin saya coba simulasi pake syntax yang dulu bapak kasih dan hasilnya aneh pak, untuk SIR based yg fixed step saja kinerjanya malah lebih buruk dari kanal fading.
pembimbing : ya memang anda musti lait dulu keseluruhan, mungkin ada variabel yang musti diubah
-dalam hati- haduh pak, masalahnya saya bego matlab nih...
gw : yaudah pak kalo gitu, mungkin yang ini bapak periksa dulu, dan saya mencoba lagi untuk ngerjain BERnya.
pembimbing :ya silakan, nanti saya periksa pekerjaan anda, saya akan puas kalau anda bisa melakukannya sampai BER, tapi kalau tidak silakan anda cari variabel lain yang bisa dijadikan parameter kualitas power control anda ini.
gw : iya pak, terimakasih banyak pak...
Keluar dari ruangan, keluar dari radar, dan AAARRRGGGhhhh...
BEGO! gw tahu, gw tahu banget kalo itu penting dan harus dilakukan, masalahnya dari dulu setiap kalo simulasi gagal gw langsung males dan ngelewat prosesnya. Sekarang gambling bisa diterima tanpa BER, ternyata... haduh... dasar gw BEGO! Haaahhh... sekarang gw tau, gw selalu frustasi kalo ngerjain sesuatu karena gw bisa ngeliat yang bagus itu gimana, yang perfect itu gimana dan masalahnya gw-nya sendiri gak bisa ngerjain itu sampai perfect sampai sebagus yang gw tau, yang susah itu bikin diri gw sendiri puas! Haduh... bisa gila! Gw ini ya, evaluasi aja jago, tapi bagian ngerjain mah sama aja bego! Gw jadi kesian ama orang-orang yang dulu gw evaluasi, haduh mereka pasti kesel ama gw, gw aja kesel ama diri gw sendiri.
Haduh, semangat! SEMANGAT!!! Seminggu lagi, pasti bisa... harus bisa!!! SEMANGAT!!!
Print semua, bolak-balik, gw udah rugi banyak kertas, 54 halaman, sip...bisa ditinggal. Lari ke bawah, masuk WC, ambil air wudhu dan sholat dzuhur. Yup, gw baru sholat dzuhur jam 2, bulan ramadhan pula... betapa gw rugi besar! Selesai sholat, ngebalik hasil print-an halaman ganjil sebelumnya, ngelanjutin print halaman genap. Nyambar jilbab seadanya, dipake seadanya, yang penting rapi. PRINT SELESAI! oke...oke... musti kita apain?? di jetrek aja?? atau pake jepitan kertas?? DI JETREK aja!
'trek...', buset dah gak kuat hekternya, ya udah dijepit juga biar gak lepas-lepas. Dimana pula tu jepitan??? oya, di tas laptop bareng draft yang lama. Diambil, dan dijepitlah tu kertas. Yup, draft pertama selesai. Lirik jam, setengah tiga. Ngampus gak ya??? emang pembimbing gw ada di kampus jam segini?? Haaahhh... hajar aja. Pergilah ke kampus.
Nyampe kampus, langsung jalan ke radar. Sempet lewat LSS dulu dan ketemu beberapa 2006 yang kayaknya lagi pada ngomongin pementasan. Si Poi dan kawan-kawan nampak sudah mulai bertugas sebagai sarpen baru, hehehe... semangat ya bu! Hai-hai-an bentar dan langsung ke radar. Nyampe sana, seperti biasa, sepi! Ngelirik ruangan pembimbing, pintunya kebuka dikit, lirik ke dalem, ada! Yeee... ngetok bentar dan akhirnya masuk. Mulai deg-deg-an... dan ternyata...
gw : ini pak, saya sudah mengerjakan draft awalnya, silakan bapak periksa.
pembimbing : oh, ok saya periksa, tadi juga ada yang kasih saya draft.
gw : gini pak, tapi saya gak masukin analisi BER-nya, soalnya kemaren saya cobain tapi hasilnya aneh gitu pak, jadi akhirnya gak saya masukin.
pembimbing : lho, bagaimana dinilainya kalo gak ada BER?
gw : ya saya pikir saya membandingkannya lewat perilaku SIR ama daya transmitnya aja pak
pembimbing : iya, tapi kan dalam pembuktian ilmiah perlu ada angka pasti yang bisa diliat, bukan berdasarkan asumsi saja, kalo membandingkan SIR saja kan anda tidak bisa bilang itu sama atau tidak.
-dalam hati- iya pak saya tau, tapi saya mentok simulasinya!
gw : iya pak say amengerti, tapi kemarin saya coba simulasi pake syntax yang dulu bapak kasih dan hasilnya aneh pak, untuk SIR based yg fixed step saja kinerjanya malah lebih buruk dari kanal fading.
pembimbing : ya memang anda musti lait dulu keseluruhan, mungkin ada variabel yang musti diubah
-dalam hati- haduh pak, masalahnya saya bego matlab nih...
gw : yaudah pak kalo gitu, mungkin yang ini bapak periksa dulu, dan saya mencoba lagi untuk ngerjain BERnya.
pembimbing :ya silakan, nanti saya periksa pekerjaan anda, saya akan puas kalau anda bisa melakukannya sampai BER, tapi kalau tidak silakan anda cari variabel lain yang bisa dijadikan parameter kualitas power control anda ini.
gw : iya pak, terimakasih banyak pak...
Keluar dari ruangan, keluar dari radar, dan AAARRRGGGhhhh...
BEGO! gw tahu, gw tahu banget kalo itu penting dan harus dilakukan, masalahnya dari dulu setiap kalo simulasi gagal gw langsung males dan ngelewat prosesnya. Sekarang gambling bisa diterima tanpa BER, ternyata... haduh... dasar gw BEGO! Haaahhh... sekarang gw tau, gw selalu frustasi kalo ngerjain sesuatu karena gw bisa ngeliat yang bagus itu gimana, yang perfect itu gimana dan masalahnya gw-nya sendiri gak bisa ngerjain itu sampai perfect sampai sebagus yang gw tau, yang susah itu bikin diri gw sendiri puas! Haduh... bisa gila! Gw ini ya, evaluasi aja jago, tapi bagian ngerjain mah sama aja bego! Gw jadi kesian ama orang-orang yang dulu gw evaluasi, haduh mereka pasti kesel ama gw, gw aja kesel ama diri gw sendiri.
Haduh, semangat! SEMANGAT!!! Seminggu lagi, pasti bisa... harus bisa!!! SEMANGAT!!!
Monday, September 1, 2008
Saya punya kebiasaan dengerin lagu yang sebenernya rada aneh, kalo lagi suka banget ama satu lagu saya bakal muter lagu itu terus-terusan, ampe bisa berjam-jam.
Dalam rangka mengerjakan TA, saya begadang ampe malem, dan karena radio lagi dipindah ke kamar A Guna, jadinya saya dengerin lagu lewat winamp... dan akhirnya cuman satu lagu buat semalem. Kemaren malem saya keranjingan dengerin Just Stand Up dan malem ini saya cuman dengerin Walau Habis Terang. Yup, Peterpan, saya emang suka peterpan, terus kenapa???
Ini malam ramadhan pertama ya... hehehe... untung juga saya begadang, jadi bisa tahajud, kalo hari-hari biasa kan susah bangunnya, saya cinta bulan ramadhan :D
Dalam rangka mengerjakan TA, saya begadang ampe malem, dan karena radio lagi dipindah ke kamar A Guna, jadinya saya dengerin lagu lewat winamp... dan akhirnya cuman satu lagu buat semalem. Kemaren malem saya keranjingan dengerin Just Stand Up dan malem ini saya cuman dengerin Walau Habis Terang. Yup, Peterpan, saya emang suka peterpan, terus kenapa???
Ini malam ramadhan pertama ya... hehehe... untung juga saya begadang, jadi bisa tahajud, kalo hari-hari biasa kan susah bangunnya, saya cinta bulan ramadhan :D
Subscribe to:
Posts (Atom)